Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/06/29 |
|
Jumat, 29 Juni 2007
|
|
Judul: Jangan sungut-sungut! Perkara ajaib yang Allah lakukan bagi Israel sejak mereka keluar dari Mesir, ternyata mudah lekang dari ingatan mereka. Sehingga ketika menghadapi sedikit masalah saja, mereka sudah bersungut-sungut kepada Tuhan (1). Mungkin mereka merasa tidak puas dengan keadaan mereka saat itu. Perjalanan panjang itu memang tidak mudah. Tetapi betapa berdosanya bila mereka bersungut-sungut pada Allah. Artinya mereka tidak menghargai apa yang telah Allah perbuat! Itu juga menandakan ketiadaan iman mereka bahwa Allah berkuasa! Tuhan pun menghajar mereka dengan api! Api, yang sebelumnya menjadi tanda penyertaan Tuhan, saat itu bagai cambuk yang menghukum mereka. Ternyata hukuman Tuhan yang pernah mereka alami, tidak membuat mereka jera. Israel kembali bersungut-sungut karena ingin makan daging (4-6). Mereka bosan makan manna. Mereka tidak puas dengan pemberian Allah pada mereka, karena itu mereka menangis! Bayangkan, satu bangsa hanya bisa menangis karena ingin makan daging! Sementara mereka tidak melakukan upaya apa pun untuk memenuhi keinginan mereka. Mereka juga menyesali kepergian mereka dari Mesir. Itu membuat mereka melupakan pengharapan akan Tanah Perjanjian, tanah tempat susu dan madu. Mereka hanya bisa menangis! Tangisan mereka kemudian memengaruhi Musa. Ia mengeluh pada Tuhan karena merasa tak sanggup mengatasi masalah itu sendirian (10-15). Semua itu bagaikan hukuman yang harus dia jalani. Ia merasa lebih baik mati, daripada harus menanggung beban yang demikian berat. Musa gagal memercayai bahwa Tuhan sanggup memelihara. Di hadapan Tuhan, sungut-sungut merupakan kesalahan yang bisa mengundang murka Tuhan dan mendatangkan hukuman. Sungut-sungut menunjukkan hilangnya percaya dan penghargaan terhadap Tuhan. Hidup memang kadang bisa menekan dan mendesak kita. Tetapi jangan pernah kehilangan harapan dan meragukan kasih Tuhan. Hiduplah tetap dalam pengharapan!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |