Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/06/29 |
|
Sabtu, 29 Juni 2019 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)
|
|
Siapa yang tak mau menjadi orang besar? Dalam kehidupan sehari-hari, orang- orang demikian sangat dihormati dan disegani. Mereka sering mendapat prioritas dan diperlakukan istimewa. Akibatnya, kita sering melihat banyak orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan status sebagai orang besar. Mungkin, hal ini juga terjadi dalam kehidupan murid-murid. Suatu ketika, mereka bertengkar untuk menentukan siapakah yang terbesar (46). Tentu saja Yesus mengetahui pikiran mereka. Kemudian, Yesus mengambil seorang anak kecil dan meletakkannya di samping-Nya (47). Setelah itu, Ia berkata, ”...yang menyambut anak kecil, ia menyambut Aku dan siapa menyambut Aku, ia menyambut Bapa yang mengutus Aku.” Yesus pun melanjutkan, ”Siapa yang terkecil di antara kamu dialah yang terbesar.” (48). Dalam hal Kerajaan Allah, tidak dipersoalkan tentang siapa yang besar atau kecil. Persoalan utamanya adalah tentang melayani. Siapa yang melayani dengan tulus, ia menjadi yang terbesar. Janganlah bertengkar hanya untuk mendapatkan jabatan, tetapi fokuslah pada pelayanan yang tulus seperti menerima anak-anak. Tindakan ini memang bisa saja merepotkan, apalagi dengan asumsi bahwa anak kecil tidak akan bisa membalas semua pelayan kita. Akan tetapi, bagi Yesus justru melayani mereka dengan sukacita adalah syarat untuk menjadi yang terbesar. Pelayanan dikerjakan bukan untuk mendapatkan kedudukan atau jabatan. Seharusnya, kita melayani demi memuliakan Allah. Inilah motivasi pelayan yang benar. Bagi Yesus, melayani mereka yang kecil dan terpinggirkan menjadi bukti bahwa kita adalah orang besar. Sering kali kita menemui pelayan terjebak pada keinginan hanya melayani orang besar. Akibatnya, orang kecil menjadi terabaikan karena dianggap tidak signifikan. Sikap pelayanan seperti ini harus kita tinggalkan karena bertentangan dengan ajaran Yesus. Marilah kita merendahkan diri dan rela melayani orang-orang kecil. Doa: Tuhan, mampukan kami melayani siapa saja dengan tulus, terlebih melayani mereka yang kecil. [SG] Baca Gali Alkitab 9 Getirnya kenyataan sering membuat kita khawatir. Kesesakan mendatangkan lara lalu sirnalah asa. Hati kita kelu dan timbullah ragu. Kenyataan memang kerap membuat kita tidak berdaya. Keagungan nama Yesus menguap begitu saja seolah tak punya kuasa. Kali ini, kita akan belajar bagaimana menyikapi fenomena seperti ini dari kisah Yesus dan murid-Nya. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Doa respons:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |