Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/06/30 |
|
Minggu, 30 Juni 2013
|
|
Judul: Tersesat, namun diselamatkan Situasi pertama (4-9) menggambarkan orang-orang yang tersesat dalam perjalanan menuju kota (4-5). Di padang gurun sejauh mata memandang, hanya pasir melulu. Tanpa arah yang pasti, orang bukan hanya tersesat, tetapi juga akan mati kehausan dan kelaparan. Tuhan menyatakan belas kasih-Nya.Ia menunjukkan jalan yang lurus mencapai kota. Biasanya perjalanan di padang gurun dihubungkan ke peristiwa sesudah keluaran. Namun beberapa frasa yang dipakai di ayat 4-7 dekat dengan nubuat Yesaya mengenai pemulangan umat Israel yang dibuang ke Babel. Bandingkan ayat 7 dengan Yesaya 40:3, 43:19-20. Pembuangan ke Babel adalah kenyataan pahit. Keselamatan dari Tuhan, adalah pemulangan ke tanah perjanjian, yang walaupun secara harfiah perjalanan berat dan berliku-liku, tetapi penyertaan-Nya membuat jalan serasa lurus! Ketersesatan di padang gurun melambangkan ketersesatan karena dosa. Seseorang kehilangan arah karena mencari jalan sendiri, bukan jalan Tuhan. Akibatnya, haus dan lapar yang melumpuhkan.Hanya pertolongan Tuhan yang dapat memerdekakan dari belenggu dosa dan memberikan kelegaan serta kembali ke jalan yang benar. Berserulah kepada Tuhan, Ia akan segera menolong! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |