Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/07/03 |
|
Selasa, 3 Juli 2007
|
|
Judul: Bukan tidak mungkin Sebagai pertanggungjawaban dari misi yang telah mereka jalankan, kedua belas orang mata-mata harus memberikan laporan sesudah menjalani Kanaan selama empat puluh hari. Hasil pengintaian itu disampaikan secara terbuka kepada Musa, Harun, dan seluruh bangsa Israel (25-26). Sesuai perintah Musa, mereka membawa hasil bumi yang merupakan bukti nyata bahwa Tanah Kanaan memang subur dan makmur. Ini terlihat dari hasil bumi yang begitu bagus. Bayangkan, suatu cabang dengan setandan buah anggur harus dipikul oleh dua orang (23)! Bukan hanya hasil pertanian, tetapi susu dan madu pun melimpah (27). Persis seperti firman Tuhan kepada bangsa Israel sebelumnya (lih. Kel. 3:8, 17). Betapa indahnya gambaran tanah yang akan menjadi milik mereka kelak. Bukan tidak mungkin muncul harapan dan keinginan untuk bisa segera masuk dan tinggal di sana. Namun sayang, laporan itu masih belum selesai! Bagian kedua laporan itu ternyata berlawanan dengan laporan sebelumnya. Berikutnya mata-mata itu menceritakan tentang bangsa yang kuat dan raksasa yang mendiami negeri itu. Kota-kotanya pun berkubu (28-29). Singkat kata, tanah itu tidak mungkin mereka masuki! Bagian kedua kisah itu tampaknya lebih didasarkan pada kegentaran para pengintai itu sendiri. Mereka lupa bahwa Tuhan pernah berjanji akan memberikan Tanah Kanaan kepada mereka. Akibatnya mereka menganggap orang kuat dan kota berkubu sebagai halangan yang tidak akan mungkin disingkirkan. Mereka tidak bisa melihat semua itu sebagai kesempatan untuk meraih kemenangan yang Allah akan berikan dalam rangka penggenapan janji-Nya kepada mereka. Kisah para pengintai ini mungkin juga adalah kisah kita sendiri. Melihat halangan sebagai gunung yang tidak mungkin didaki membuat iman kita kepada Allah bisa terkikis. Akibatnya, keluhan dan putus asa mewarnai hidup kita. Akan tetapi, bercermin dari kisah ini kiranya kita belajar mengingat janji Allah serta tetap teguh dalam iman kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |