Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/07/03 |
|
Minggu, 3 Juli 2011
|
|
Judul: Ditinggalkan Allah? Tak pernah! Mazmur 22 melukiskan penderitaan yang jauh melampaui semua hal di atas: penderitaan karena merasa ditinggalkan, ditolak manusia (7-9), dan bahkan 'dikucilkan' Allah (2, 12, 20). Pergumulan ini pernah dirasakan oleh Tuhan Yesus saat Ia tergantung di kayu salib (lihat Mat. 27:46; Mrk. 15:34). Akan tetapi, Mazmur 22 tidak berhenti hanya pada penderitaan yang tak tertanggungkan itu (2-22). Kita bertemu dengan sikap pemazmur yang lebih positif (24-32). Kunci untuk mengerti perubahan ini ada di ayat 23, "Aku akan memahsyurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah." Mengapa di tengah penderitaan yang "tak tertahankan" itu, pemazmur masih bisa bertekad memuji Tuhan? Karena pengalaman bersama komunitas beriman bahwa Tuhan peduli pada mereka (4-6). Jadi walaupun saat itu pemazmur dijepit habis-habisan oleh musuh, yang bukan tidak mungkin adalah orang-orang di sekitarnya (7-9, 13-14, 17-19) dan sepertinya Allah juga tidak peduli (15-16), iman bersama umat Tuhan tidak pernah luntur sepenuhnya. Apalagi kenangan pemeliharaan Tuhan (10-11) begitu lekat dalam ingatan pemazmur, membuat kesusahan tak mudah menghapus memori indah itu. Ada dua hal yang tidak bisa dihapuskan dari memori iman anak-anak Tuhan sejati. Pertama, pengalaman diampuni Tuhan dan diselamatkan, baik dalam artian rohani maupun sehari-hari. Kedua, firman-Nya yang kita renungkan setiap hari. Firman Tuhan hidup dan berkuasa membongkar kepahitan hidup dan membangun dasar iman yang kokoh. Buktikan sendiri dengan membaca firman Tuhan tiap-tiap hari! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |