Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/07/04 |
|
Senin, 4 Juli 2011
|
|
Judul: Jangan batasi Tuhan Namun harus dipahami bahwa Allah tidak dapat dibatasi oleh sesuatu yang dibuat oleh tangan manusia (48-50). Ia terlalu besar untuk ditempatkan dalam sebuah bait buatan tangan manusia. Karena itu jika manusia mengagungkan Bait Allah lebih daripada memuliakan Allah, bukankah itu merupakan penghujatan terhadap Allah, yang seharusnya disembah di bait itu? Di sisi lain, bila mereka memang mengagungkan Bait Allah, kenapa mereka menolak Allah dan orang-orang yang Dia utus? Ironis bukan? Lagi pula bukankah mengagungkan sesuatu buatan manusia sama dengan penyembahan berhala (bdk. Yes. 31:7)? Umat Tuhan masa ini pun masih ada yang ingin membangun gedung megah dengan asumsi bahwa tanpa gedung megah kita tak dapat beribadah dengan baik. Untuk orang semacam itu, perkataan Stefanus memberikan sebuah perspektif. Ingat, kita menyembah Allah yang transenden. Ia tidak memerlukan gedung untuk menerima puji dan sembah. Kitalah yang perlu tempat untuk memfasilitasi penyembahan dan kesaksian kita. Di sisi lain, ada orang yang bukan mengagungkan gedung gereja, tetapi membatasi Tuhan dengan menganggap bahwa Ia hanya mungkin ditemui di suatu tempat, yaitu di gedung gereja. Ini bisa bermakna lain: bila Tuhan hanya berdiam di gedung gereja, berarti Ia tidak tinggal di dalam hidup mereka. Akibatnya kehidupan iman hanya nyata saat beribadah. Selepas dari ruang ibadah, mereka meninggalkan Tuhan dan iman tidak terlihat dalam hidup keseharian. Kita tentu tidak ingin menjadi orang semacam ini. Maka jangan batasi Tuhan di tempat-tempat tertentu saja. Biarkan Dia merajai hidup kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |