Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/07/04 |
|
Kamis, 4 Juli 2019 (Minggu ke-3 sesudah Pentakosta)
|
|
Kisah legenda "Malin Kundang" mengisahkan seorang anak yang dikutuk ibunya menjadi batu. Ia malu mengakui ibunya yang telah melahirkan, merawat, dan membesarkannya karena ibunya sudah tua dan tampil dengan pakaian compang-camping. Ketika perbuatan baik dibalas dengan keburukan, ada orang tua yang tak mampu menahan kesedihan dan akhirnya mengucapkan kutuk kepada anaknya. Apa yang terlintas dalam pikiran kita saat membaca kisah Yesus mengecam tiga kota di daerah Yahudi, kemudian membandingkannya dengan Tirus dan Sidon, kota-kota yang berada di luar daerah Yahudi? Mengapa Tuhan marah? Kecaman Yesus terhadap Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum berbeda dari kisah kutukan yang dialami oleh "Malin Kundang". Kecaman Yesus merupakan peringatan, bahwa Tuhan menghendaki adanya perubahan hidup dari orang-orang sesudah mendengar dan mengalami segala kebaikan-Nya. Ia tidak menghendaki kehidupan yang tidak menghargai kebaikan dan anugerah-Nya. Kecaman Yesus merupakan pernyataan anugerah untuk bertobat (13). Tanpa pertobatan tidak ada pengharapan keselamatan. Ironis! Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum mengalami banyak kebaikan dan kemurahan Allah, namun tidak ada perubahan. Terlalu banyak mukjizat yang dilakukan di sana, tetapi tidak ada perubahan apa pun, tidak ada pertobatan, dan perkabungan (13). Yesus mengecam hal tersebut. Setelah mengalami segala kebaikan Tuhan, seharusnya anak-anak Tuhan hidup lebih dekat kepada-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Orang-orang Kristen yang tidak menunjukkan perubahan hidup adalah orang-orang egois dan tidak mengasihi Tuhan. Sangat disayangkan bila apa yang terjadi atas Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum harus terulang dalam kehidupan kita. Menyadari dan berubah adalah langkah iman untuk merespons kebaikan Tuhan, daripada kelak menuai hukuman dalam pengadilan Allah. Doa: Tuhan, kami mau lebih taat dalam mensyukuri anugerah-Mu dalam perbuatan yang menyukakan-Mu. [NR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |