Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/05 |
|
Sabtu 5 Juli 2008
|
|
Judul: Ujian persahabatan Bagi Yonatan, persahabatannya dengan Daud sedang diuji. Ucapan ayahnya bahwa Daud menjadi perongrong bagi haknya atas takhta Israel dapat dijadikan alasan politis untuk tidak membela Daud (ayat 31). Syukur kepada Tuhan, Yonatan tidak memiliki ambisi negatif seperti Saul, ayahnya. Ia tidak membiarkan diri dikendalikan oleh kepentingan pribadi. Yonatan menepati janjinya dengan memberitahukan fakta pahit bahwa mereka harus berpisah demi keselamatan Daud. Peluk tangis tak dapat ditahan karena perpisahan secara fisik harus terjadi. Walaupun demikian, persahabatan tidak berakhir, justru semakin dirasakan karena memegang prinsip: "Tuhan akan ada di antara aku dan engkau serta di antara keturunanku dan keturunanmu sampai selamanya" (ayat 42). Kasih Allah telah menyatukan mereka yang memelihara persahabatan mereka dengan ingatan satu pada yang lainnya (2Sam. 1:11-12, 17-26). Kita tinggal di dunia yang rasa kesetiaan dan persahabatan tipis sekali, kalau tidak bisa dikatakan sudah tidak ada. Seakan dunia ini dikendalikan oleh ambisi pribadi dan kepentingan kelompok. Orang Kristen dipanggil menjadi kesaksian hidup bahwa kesetiaan dan persahabatan di dalam Kristuslah yang bisa menopang bahkan memperbaiki kualitas hidup di dunia yang bobrok ini.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |