Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/06 |
|
Minggu 6 Juli 2008
|
|
Judul: Ujian Iman Namun dalam pelariannya, Daud melakukan hal yang tidak terpuji. Dalam keadaan terpepet, ia menipu Imam Ahimelekh untuk mendapatkan makanan bagi dirinya dan para pengikutnya. Ia juga ingin mendapatkan pedang Goliat untuk keamanan dirinya. Ternyata perbuatan Daud itu dimata-matai Doeg (ayat 7). Daud kemudian menyesali perbuatannya karena mengakibatkan Ahimelekh dan imam-imam lainnya dibantai (lihat 1Sam. 22:6-23). Ia juga terpaksa pura-pura gila agar jangan ditangkap musuh. Daud memang menghadapi pergumulan iman yang dahsyat, tetapi Tuhan izinkan hal itu terjadi. Mazmur 56 menggambarkan bahwa dalam pergumulan tersebut, Daud belajar mengarahkan hatinya sepenuhnya kepada Tuhan. Dari iman yang seolah sirna, Daud bangkit pada pengharapan bahwa Tuhan akan menolong dia keluar dari permasalahan itu. Kita sendiri sebenarnya tidak lebih baik dari Daud. Saat-saat terpepet, kita pun kadang mengandalkan pikiran kita untuk menyelamatkan diri sendiri. Bisa dengan berbohong atau dengan cara dunia. Bisa saja Tuhan mengizinkan kita melakukan hal itu, tetapi bukan tanpa akibat. Bukankah kita sering menyesali perbuatan yang akibatnya tidak kita bayangkan sebelumnya. Namun bukan tidak mungkin hal itu akan menyadarkan kita bahwa tanpa bersandar penuh pada Tuhan, kita tak mungkin selamat. Saat itulah kita sadar bahwa itu adalah proses pembelajaran dari Tuhan. Persoalannya, maukah kita diajar oleh Tuhan? Maukah kita mengizinkan Dia membentuk hidup kita sepenuhnya?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |