Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/07/06 |
|
Senin, 6 Juli 2009
|
|
Judul: Serahkanlah pada Tuhan Daud menghadapi masalah yang sangat berat. Ia dikejar-kejar dan nyawanya terancam. Yang memburu dia adalah Saul, raja Israel. Ironisnya ia sama sekali tidak melakukan perbuatan yang membuat dia layak diperlakukan sebagai buronan dengan ancaman hukuman mati (ayat 4-5a). Lalu kenapa Saul begitu bernafsu menghabisi nyawanya? Karena Saul merasa kedudukannya terancam akibat keberhasilan Daud dalam perang. Daud tidak dianggap sebagai pahlawan bangsa, tetapi justru sebagai rival yang mengancam takhta. Ia khawatir jabatannya beralih ke tangan Daud. Maka satu-satunya cara untuk mengatasi hal itu, Daud harus disingkirkan. Bagaimana Daud menanggapi ancaman maut dari Saul? Ia berseru kepada Allah memohon kelepasan dari penyerangnya, orang yang bermaksud membunuh dia (ayat 2-3, 5b-8). Ia mengibaratkan orang itu seumpama anjing yang memanfaatkan senja untuk menyerang orang (ayat 7-8, 15-16). Bagaimana Daud memandang masalahnya dari sudut pandang Tuhan? Ia tahu bahwa Tuhan menertawakan orang itu (ayat 9). Artinya Tuhan memandang remeh tindakan itu. Maka tak ada keraguan bagi Daud untuk menyerahkan perkaranya kepada Tuhan (ayat 10-14). Ia berharap Tuhan memakai mereka sebagai pelajaran agar orang tahu bagaimana Allah menghukum orang yang melawan Dia dan yang diurapi-Nya (ayat 12). Masalah berat dengan ancaman nyawa tidak membuat Daud panik dan melupakan Tuhan. Meski berhadapan dengan penguasa yang bisa saja membinasakan dirinya, Daud tahu bahwa semua itu tidak berarti apa-apa bagi Tuhan. Mazmur Daud ini kiranya menguatkan kita tatkala menghadapi orang-orang yang memusuhi kita. Kita dapat meminta Tuhan campur tangan. Percayalah bahwa Allah tidak akan tinggal diam. Ia tidak akan membiarkan kejahatan berjaya dan tidak akan membiarkan sesuatu apapun memisahkan kita dari kasih setia-Nya (band. Rm. 8:31-39).
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |