Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/07/08 |
|
Minggu, 8 Juli 2007
|
|
Judul: Nekat? Kalah! Tidak semua orang yang menyesali ketidaktaatannya, benar-benar bertobat. Ada yang menyesali tindakan, tetapi tidak menyesali sikap hati yang melahirkan tindakan itu. Ada juga yang menyesali akibat dosanya saja. Mungkin itu yang terjadi pada orang Israel. Menyadari bahwa Allah tidak memperbolehkan mereka memasuki Kanaan, membuat mereka menyesali penolakan mereka. Tiba-tiba mereka memutuskan untuk melawan Kanaan, dengan harapan akan membatalkan hukuman yang telah Allah nyatakan. Pagi-pagi mereka sudah siap berperang karena ingin merebut tanah itu dari orang Kanaan. Namun, sudah terlambat! Tidak ada gunanya lagi! Kini upaya untuk menduduki tanah itu justru menjadi tindakan ketidaktaatan yang berlanjut. Musa tahu persis bahwa keputusan Tuhan tidak mungkin dicabut lagi. Itulah sebabnya ia tidak menyetujui ajakan bangsa Israel untuk maju berperang melawan penduduk Kanaan (41-43). Sekali lagi, bangsa Israel menolak untuk patuh pada perintah Tuhan melalui Musa. Mereka nekat pergi berperang tanpa Musa, tanpa tabut perjanjian, dan tanpa Allah (44)! Akibatnya? Kalah!!! (45) Sungguh tidak bisa dimengerti sikap orang Israel ini. Ketika Allah bersama mereka, mereka menganggap bahwa penyertaan Allah tidaklah cukup untuk melawan orang Kanaan. Akan tetapi, ketika Allah tidak menyertai mereka, mereka berpikir bahwa mereka bisa mengalahkan Kanaan. Alangkah bodohnya pemikiran semacam itu! Namun, bukankah kita pun sering sama bodohnya dengan mereka? Kita pun masih sering menganggap bahwa penyertaan Allah saja tidak cukup. Kita merasa belum aman kalau belum ada tambahan pegangan yang lain, bila akan memutuskan atau melakukan sesuatu. Padahal ini merupakan tindakan yang meremehkan Allah. Juga merupakan sikap yang mengabaikan kuasa dan kehendak-Nya. Maka marilah kita belajar untuk mematuhi segala perintah-Nya meski terasa berat sekali pun. Ingatlah bahwa Ia beserta kita!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |