Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/08 |
|
Selasa 8 Juli 2008
|
|
Judul: Kepekaan seorang "raja" Sebaliknya, Daud memang sudah diurapi menjadi raja oleh Samuel. Hanya saja dia belum menduduki takhta. Ia malah menjadi pelarian dari raja saat itu. Meski demikian, Daud lebih peka pada pimpinan Tuhan untuk menjadi alat-Nya dalam membebaskan penduduk Kehila, yang baru saja dijarah dan diperangi bangsa Filistin. Kuncinya ada pada kesediaan Daud untuk dipimpin Tuhan. Tiga kali Daud berkonsultasi pada Tuhan sebelum melaksanakan rencananya. Ia belajar mencari kehendak Tuhan dan taat. Sebenarnya Tuhan sudah menegaskan penyertaan-Nya atas pasukan Daud untuk mengalahkan Filistin (ayat 2). Namun karena anak buah Daud masih kuatir, ia bertanya sekali lagi (ayat 4). Akhirnya mereka pun maju mengalahkan Filistin. Kepekaan Daud tidak berkurang tatkala ia berhasil melepaskan penduduk Kehila dari tangan Filistin. Ia sekali lagi meminta pimpinan Tuhan untuk mengetahui tindakan berikut yang harus dilakukan. Oleh jawaban Tuhan, Daud menyingkir dari Kehila dan terluput dari kejaran Saul. Tindakan Daud dan hasilnya merupakan tanda bahwa Tuhan menyertai dia. Tanpa dia sadari, Tuhan sedang mempersiapkan dan melatih kepekaannya sebagai raja untuk menggantikan Saul kelak. Kepedulian pada orang lain dan kedekatan kepada Tuhan merupakan modal dasar yang Tuhan dapat kembangkan dalam diri kita juga, umat-Nya masa kini. Maka mari izinkan Tuhan membentuk Anda menjadi hamba yang setia dan taat, agar Anda menjadi terang dan saksi yang dibutuhkan dalam dunia yang jahat ini.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |