Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/07/08 |
|
Rabu, 8 Juli 2015
|
|
Judul: Antara Keras dan Lembut Sikap keras dan lembut ada pada diri Tuhan. Berdasarkan kesetiaan, keadilan, kekudusan, dan hikmat-Nya, yang digabungkan dengan realita bahwa kita adalah umat kepunyaan Tuhan (51), maka ketika kita berdosa dan memberontak, tongkat didikan Tuhan sudah sepantasnya kita dapatkan (Ayb. 3:11, 15:10, 22:15: Ibr. 12:6). Inilah sikap keras Tuhan. Namun Tuhan juga lembut. Ketika umat menyadari dan mengakui dosa-dosanya di hadapan Tuhan, dengan tangan terbuka Tuhan mau berbelaskasihan menerima dan mengampuni mereka (33-34, 35-36, 46-50, bdk. 1Yoh. 1:9). Dengan demikian, relasi perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya kembali dipulihkan. Jika kita diperingatkan agar tidak bermain-main dengan sikap keras Tuhan, kita mungkin bisa segera memaklumi dan menyetujuinya. Namun ketika kita juga diperingatkan agar tidak bermain-main dengan kelembutan Tuhan, mungkin akan muncul pertanyaan dalam benak kita? Bagaimana kita bisa bermain-main dengan kelembutan Tuhan? Kita seharusnya sadar bahwa Tuhan itu Mahatahu (39). Tuhan tahu persis apakah kita sungguh sadar, menyesali dosa-dosa kita, dan berharap pada belas kasihan dan anugerah pengampunan dari Tuhan (bandingkan dengan pengakuan dosa Daud dalam Mazmur 51) atau tidak. Ketika kita bermain-main terhadap kelembutan Tuhan dengan pengakuan dosa yang penuh kepalsuan, kita sebenarnya sedang mempertaruhkan risikonya, yaitu mengorbankan relasi kita dengan Tuhan. Sungguhkah itu yang kita ingini?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |