Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/07/09 |
|
Jumat, 9 Juli 2010
|
|
Judul: Dibenci saudara, dicinta Allah Mulai pasal ini fokus kisah bergeser bukan lagi pada Yakub, tetapi pada salah seorang anaknya yang kelak akan menjadi orang penting. Meskipun Yusuf bukan anak pertama, tetapi pasal ini menarik perhatian kita kepada dia: "Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf..." (2. Lihat juga Kej. 33:2 di mana Yusuf satu-satunya nama yang disebut ketika rombongan Yakub menemui Esau). Kasih Yakub yang lebih besar kepada Rahel membuat dia mengasihi Yusuf lebih daripada anak-anaknya yang lain. Apalagi Yusuf lahir setelah Rahel lama tidak dapat memberikan anak kepada Yakub. Maka Yakub memberikan perhatian istimewa kepada Yusuf. Ini membangkitkan masalah bagi keutuhan keluarga itu. Semua saudaranya iri dan membenci Yusuf karena ia diistimewakan. Jika orang lain dalam posisi Yusuf, pasti ia jadi anak manja dan mungkin tak pernah dewasa. Namun Yusuf tidak demikian. Ada dua hal menarik. Pertama, ia menunjukkan kerajinan dan tanggung jawab. Rupanya Yakub tidak mengecualikan Yusuf dari kewajiban untuk bekerja. Ini menyelamatkan Yusuf dari kemanjaan. Kedua, Yusuf bukan saja diistimewakan oleh Yakub, tetapi juga oleh Allah. Dua kali Allah memberi Yusuf penyataan tentang masa depan dia dan keluarganya, bahkan masa depan dunia. Sikap iri para saudaranya bukan sekadar reaksi buruk yang harus Yusuf tanggung. Dalam bingkai lebih besar, suasana ini mewakili banyak situasi sulit lain sepanjang hidupnya, yang menjadi latar di mana rajutan rencana Allah diwujudkan untuk Yusuf. Ia dibentuk istimewa dalam konteks yang sulit, menjadi alat bagi rencana besar istimewa Allah untuk umat perjanjian-Nya. Kisah ini menolong kita saat menghadapi berbagai situasi sulit dalam hidup. Tak perlu menganggap diri sebagai korban keadaan, tetapi lihatlah sebagai bagian dari rencana besar Allah bagi hidup dan masa depan Anda.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |