Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/07/09 |
|
Minggu, 9 Juli 2017 (Minggu ke-5 sesudah Pentakosta)
|
|
Dalam ketidaksetiaan dan pemberontakan umat-Nya (6-7), kesetiaan dan kasih Tuhan tidak berubah untuk selamanya (1). Sampai seluruh umat pilihan-Nya berbalik kembali kepada-Nya, serta memuliakan dan memuji-muji nama-Nya (12). Inilah yang diungkapkan oleh pemazmur dalam syairnya. Pemazmur berseru kepada umat Israel untuk bersyukur kepada Tuhan karena Ia baik dan kasih setia-Nya abadi (1). Di sini pemazmur dengan gamblang mengungkapkan bahwa kebahagiaan akan dimiliki oleh mereka yang senantiasa berpegang pada hukum Allah dan berlaku adil (3). Bangsa Israel memang dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk, bahkan Allah sendiri pun menyatakan demikian (Kel. 32:9). Berulang kali mereka menyaksikan dan mengalami karya Tuhan dalam kehidupan mereka, tetap saja mereka memberontak kepada Allah. Mukjizat demi mukjizat mereka lihat dan alami, namun hal itu seolah-olah tidak membekas di hati dan pikiran mereka (7). Tak terhitung banyaknya pertolongan dan kemurahan Allah atas kehidupan umat-Nya. Kenyataannya, bukan rasa terima kasih yang keluar dari hati mereka, melainkan sungut-sungut dari mulut mereka. Walaupun mereka dikenal sebagai bangsa yang bebal, tetapi hal itu tidakmenghalangi Allah untuk menyelamatkan mereka. Meskipun dosa Israel sangat besar, kasih setia Tuhan tetap hadir untuk mereka. Firman-Nya tidak pernah kembali dengan sia-sia (bdk. Yes. 55:11). Yang Tuhan inginkan dari umat-Nya adalah penyesalan, pertobatan, dan pembaruan hidup. Pada akhirnya, orang Israel yang tegar tengkuk itu akan percaya kepada Allah dan menyanyikan puji-pujian bagi-Nya (12). Carut-marut kehidupan rohani bangsa Israel mencerminkan kehidupan kita sebagai orang percaya pada masa kini. Karena itu, sudah saatnya kita mengucap syukur atas kasih setia Tuhan yang dilimpahkan kepada kita. Lebih dari itu, hendaknya penyesalan, pertobatan, dan komitmen kita dihadapan Tuhan menjadi kenyataan. Dengan demikian, barulah kita bisa menghargai besarnya anugerah Tuhan dalam kehidupan kita. [IVL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |