Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/07/09 |
|
Jumat, 9 Juli 2021 (Minggu ke-6 sesudah Pentakosta)
|
|
Kesempatan yang sama tidak akan pernah datang dua kali." Untuk beberapa kali kita sering melewatkan atau bahkan membuang kesempatan yang datang, hingga akhirnya kesempatan yang sama tidak kunjung datang lagi. Lalu bagaimana dengan kesempatan untuk bertobat? Apakah itu juga hanya datang satu kali seumur hidup kita? Orang-orang Yehuda hidup jauh dari perkenanan Allah, tidak sesuai dengan identitas sebagai umat Allah. Mereka menggantikan penyembahan kepada Allah dengan berhala-berhala. Kemudian muncul kesadaran bahwa mereka membutuhkan penghiburan. Nabi Yesaya memberitakan, hanya Allah yang dapat memberikan penghiburan. Namun, ada syaratnya, yaitu mereka harus mengadakan pertobatan dan membuang segala bentuk batu sandungan yang menghalangi berkat Allah (14). Allah hanya akan menghibur dan menghidupkan orang-orang yang remuk dan rendah hati (15). Setelah kembali dari pembuangan di Babel, bangsa Yehuda bergumul dengan keinginan mendapat pengampunan dari Allah. Nabi Yesaya menyerukan bahwa Allah tidak akan terus berbantahan. Untuk mendapat pengampunan Allah, mereka harus sejalan dengan pilihan Allah, bukan dengan pilihan hati mereka sendiri! Mereka harus sungguh-sungguh menyadari dosa yang mereka perbuat dan menyesalinya. Allah itu penuh kasih dan kemurahan. Dia mengampuni mereka yang menyesal dan mengakui dosanya. Bahkan Allah akan menganugerahkan semangat dan kehidupan yang baru. Sebaliknya, tiada damai bagi orang fasik. Kesempatan untuk bertobat selalu Allah berikan kepada manusia selama Ia masih memberikan kehidupan. Barulah setelah kematian, tidak akan ada lagi kesempatan itu. Allah memberi kesempatan kepada setiap orang yang menyadari dan menyesali segala kesalahannya untuk memperoleh kasih, kemurahan, dan pengampunan-Nya. Karena itu, dengan penuh kasih, Allah terus memanggil kita untuk datang kepada-Nya dalam pertobatan. [RTS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |