Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/07/10 |
|
Minggu, 10 Juli 2022 (Minggu ke-5 sesudah Pentakosta)
|
|
Kasih karunia berasal dari kata khen dalam bahasa Ibrani atau kata kharis dalam bahasa Yunani. Dalam Perjanjian Lama Allah menunjukkan kasih karunia-Nya dengan memberi keselamatan melalui perjanjian kepada bapa-bapa leluhur bangsa Israel. Sedangkan, dalam Perjanjian Baru kasih karunia Allah ditunjukkan dengan menyelamatkan manusia melalui pengorbanan Kristus di atas kayu salib di Golgota. Pemberian kasih karunia ini semata-mata ada di bawah otoritas Allah sendiri, manusia tidak mempunyai andil apa pun. Paulus mengawali perikop ini dengan mengajukan pertanyaan tentang kemungkinan Allah menolak umat-Nya dan dilanjutkan dengan memberi jawaban tidak (1). Elia menyodorkan bukti yang mengokohkan kebenaran bahwa Allah tidak menolak umat yang dipilih-Nya, yaitu Elia dan tujuh ribu orang yang tidak menyembah Baal (2-4). Paulus berharap jemaat menerima gagasan bahwa Allah tidak sepenuhnya menolak Israel karena Dia tetap setia kepada sisa Israel yang beriman pada masa lalu dan yang menerima Kristus pada masa kini (5). Semuanya kasih karunia Allah, bukan perbuatan manusia (6). Ada peringatan bagi mereka yang mengabaikan kasih karunia Allah (7-8). Paulus menggambarkan mereka dengan menggunakan kutipan Daud dalam Mazmur 69:22-23, orang-orang yang sedang berpesta dengan senang, tetapi karena merasa aman, justru mengalami kehancuran (9). Jangan puas diri akan keselamatan sebagai bangsa pilihan, namun tak menyadari bahwa itu hanyalah keyakinan semu yang akan membawa kita kepada kebinasaan (10). Nasihat Paulus seharusnya mendorong kita untuk makin giat memercayai bahwa keselamatan di dalam Kristus adalah kasih karunia Allah, bukan perbuatan kita. Maka dari itu, kerohanian kita harus terus dipupuk dalam pimpinan Tuhan. Tularkanlah keyakinan itu sebagai pengajaran dan nasihat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, juga lingkungan tempat tinggal dan tempat kerja kita bahwa keselamatan adalah karunia Allah. Tidak ada keselamatan yang bersifat turunan. [EMR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |