Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/07/11 |
|
Minggu, 11 Juli 2010
|
|
Judul: Tak dapat dibayarkan Yusuf yang diejek "si pemimpi" ternyata bukan anak manja. Selain rajin, ia penurut dan penuh kasih. Ketika ayahnya menyuruh dia pergi mencari para saudaranya, dengan cepat ia menaati. "Ya bapa", satu-satunya komentar Yusuf dalam pasal ini, adalah ungkapan sikap hormat dan taat. Bahkan ketika ia tidak dapat menjumpai saudaranya di Sikhem, ia rela pergi lebih jauh lagi sampai ke Dotan. Ia menempuh perjalanan yang melelahkan dan penuh bahaya, bukan saja karena ketaatan kepada ayahnya, tetapi karena ia pun mengasihi para saudaranya. Namun apakah mereka mengasihi Yusuf? Kita biasa menggolongkan iri, curang, atau gosip sebagai dosa kecil bahkan manusiawi. Tidak sejahat dan seserius membunuh atau berzinah, misalnya. Betapa menyesatkan pemikiran itu! Kisah ini memaparkan bahwa iri adalah bapak dari benci dan kakek dari rencana pembunuhan. "Sekarang, marilah kita bunuh dia ... Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!" (20). Ucapan ini menyiratkan bahwa ujung dari kejahatan ialah sikap dan tindakan yang membuyarkan rencana Ilahi! Namun sanggupkah kejahatan membuyarkan rencana Ilahi? Entah karena apa, muncul dua "penyelamat" dari antara bersaudara yang telah menjadi sekomplotan penjahat ini. Ruben mengusulkan agar Yusuf tidak dibunuh, tetapi dibuang ke sumur kering (21-22). Yehuda berkata bahwa menjual Yusuf lebih untung daripada membunuh dia (26-27). Si pemimpi pun luput dari pembunuhan dan rencana Ilahi bergulir menuju kegenapannya! Sesungguhnya tak seorang pun berkuasa membuyarkan rancangan Allah atas hidup kita. Maka tak perlu takut bila Anda berada dalam tekanan orang yang berusaha menghambat Anda. Allah berkuasa menggenapi rencana-Nya!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |