Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/07/12 |
|
Kamis, 12 Juli 2018 (Minggu ke-7 sesudah Pentakosta)
|
|
Apakah kita pernah mempunyai niat, tetapi urung melaksanakannya? Ruben, salah satu dari saudara Yusuf pernah berada dalam situasi itu. Suatu ketika, Yusuf disuruh oleh ayahnya untuk pergi melihat keadaan saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan domba. Yusuf patuh dan pergi melaksanakan perintah ayahnya (13-14). Namun dari kejauhan, saudara-saudaranya sudah melihat Yusuf datang dan menyimpan niat jahat. Mereka bermufakat ingin membunuh dia (18). Di sisi lain Ruben sadar bahwa itu adalah kejahatan. Dia mengusulkan agar Yusuf tidak perlu dibunuh. Dia menyarankan agar Yusuf dilemparkan saja ke sumur. Maksudnya, supaya dia bisa membawa Yusuf kembali kepada Yakub (22). Tanpa diketahui yang lain, sebenarnya ia ingin melepaskan Yusuf (21). Akhirnya, mereka setuju dan mengikuti saran Ruben. Tetapi, kemudian mereka sadar juga bahwa membunuh Yusuf memang tiada faedahnya (26). Akhirnya, mereka memutuskan untuk menjual saja Yusuf kepada orang Ismael (25-28). Ketika Yusuf dijual, Ruben tidak ada disitu. Sekembalinya, didapatinya Yusuf sudah tidak ada lagi. Ia pun bersusah hati dan mengoyakkan bajunya. Kita mungkin bisa melihat niat baik Ruben. Namun, tindakan dan sikapnya kurang tegas dan tidak bijaksana. Mengingat Ruben adalah anak sulung, semestinya ia harus berani menentang saudara-saudaranya. Ruben adalah contoh orang yang ingin berbuat baik, tetapi tidak tuntas dalam melaksanakan. Mungkin banyak dari kita sama seperti Ruben. Kita punya niat mulia untuk berbuat baik dan benar. Namun, cara laku kita kerap tidak selaras dengan maksud awal itu. Alhasil, apa yang kita harapkan, tentu saja, tidak terwujud Dari kisah Ruben, kita dapat belajar satu hal. Setiap niat yang kudus semestinya dilaksanakan dengan tegas dan cepat. Mari kita minta kepada Tuhan agar diberi hikmat, sehingga keputusan dan tindakan kita sesuai dengan firman-Nya. Doa: Tuhan, mampukan kami untuk arif dalam menentukan tindakan yang tepat. [SL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |