Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/15 |
|
Selasa 15 Juli 2008
|
|
Judul: Semakin terpuruk Sayang, tidak seorang pun dari pihak Saul yang dapat memberi nasihat yang dia butuhkan. Samuel, nabi yang dulu mengurapi dia, telah meninggal. Memang dulu Saul menunjukkan sikap menolak nasihat Samuel. Ternyata terbukti bahwa Samuel adalah nabi sejati. Akibat ketidaktaatan Saul, ia ditolak Tuhan. Upaya Saul mencari petunjuk dari Tuhan tidak mendapat hasil (ayat 6). Dalam keadaan terpepet, Saul teringat Samuel dan berupaya mencari nasihatnya. Sekali lagi sayang, caranya keliru. Saul mencari Samuel melalui seorang peramal. Padahal cara ini tidak diperkenankan Tuhan (Ul. 18:9-12). Saul sendiri pernah melarang kegiatan ramal-meramal dan semua praktik perdukunan di Israel (ayat 3b, 9). Kemurahan Tuhanlah yang mengizinkan Saul mendengarkan suara Samuel (ayat 16-19). Perikop ini memang menimbulkan perdebatan mengenai apakah seseorang yang sudah mati bisa berkomunikasi dengan yang masih hidup. Namun kita harus perhatikan bahwa ini adalah kasus khusus, artinya bukan semua orang akan mengalami hal ini. Suara Samuel hanya menegaskan pernyataannya ketika ia masih hidup, bahwa Tuhan telah menolak Saul karena Saul tidak taat kepada Dia. Saul dan keluarganya bersama dengan umat Israel akan menderita kekalahan dari bangsa Filistin. Catatan 1 Samuel selanjutnya memang mengisahkan secara tragis kematian Saul, anak-anaknya, dan kekalahan Israel. Bagi Saul, pintu pertobatan telah tertutup. Syukur kepada Kristus, karena oleh darah-Nya, kita yang berulang kali gagal taat, mendapatkan kemurahan-Nya. Maka jangan berkanjang terus dalam dosa dan keputusasaan. Arahkan mata pada salib Kristus dan bangkit dari keterpurukan!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |