Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/07/15 |
|
Kamis, 15 Juli 2010
|
|
Judul: Sabar menantikan Allah Kita tak sanggup menanti karena ingin beralih dari pemeran sejarah menjadi pengendali segala sesuatu. Namun Yusuf tidak demikian. Ia harus menunggu dua tahun sebelum kesempatan melangkah ke panggung kepemimpinan dunia terbuka. Ia tahu bahwa tugas dan kewajibannya hanya menjalankan kehendak Allah, yang mengendalikan sejarah. Maka dengan sabar dan taat ia menanti Allah memfokuskan providensia-Nya ke penggenapan berikut dalam hidup Yusuf. Menanti menunjukkan sikap iman dan hormat kepada Allah! Allah membuat Firaun bermimpi sampai dua kali. Firaun sampai gelisah dan mencari artinya (8). Allah juga yang membuat juru minuman teringat dan mengakui kelalaian untuk menceritakan tentang Yusuf kepada Firaun. Menyadari bahwa Allah sedang bekerja, Yusuf menampik pujian bahwa ia sanggup mengartikan mimpi. Yusuf mengarahkan segala pujian ke sumbernya yang layak: Allah! Mimpi Firaun sampai dua kali berisikan simbol yang menyangkut peristiwa yang akan melanda dunia. Kemakmuran begitu melimpah sampai tujuh tahun (tujuh adalah lambang kesempurnaan), disusul malapetaka kekeringan sampai menelan semua kemakmuran yang telah dialami sebelumnya. Tidak hanya memberikan arti mimpi, Yusuf juga memberikan nasihat penataan ekonomi yang menunjang logistik kerajaan Mesir untuk menyikapi peristiwa alami global tersebut. Masa menanti bukan masa yang sia-sia membuang waktu. Apabila kita menanti-nantikan Tuhan, sesungguhnya kita sedang membuka diri selebar-lebarnya bagi karya Allah di dalam dan melalui kita untuk misi-Nya yang global!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |