Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/07/17 |
|
Minggu, 17 Juli 2022 (Minggu ke-6 sesudah Pentakosta)
|
|
Mari kita menjawab dengan cepat: Apa respons Anda jika melihat pengemis meminta di jalanan padahal ia masih muda? Apa respons Anda jika melihat teman tidak pergi ke gereja? Apa pula respons Anda ketika mendengar perceraian teman yang aktif pelayanan di gereja? Tentu, kita punya pendapat masing-masing dalam menilai orang yang agaknya melakukan hal-hal yang berbeda dari kita. Penilaian kita tentu subjektif. Cara pandang kita dipengaruhi oleh pengetahuan yang kita terima, pengalaman yang kita jalani, pergaulan, tuntutan profesi, ataupun latar belakang keluarga. Bahkan, kita mudah sekali menghakimi sesama yang tak sesuai dengan pola pikir kita. Dalam perikop hari ini, kita diminta bertumbuh dalam kasih sehingga memiliki kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani seseorang dilihat dari bagaimana memperlakukan orang lain. Salah satunya adalah tak mudah menghakimi, menerima orang yang lemah iman tanpa mempercakapkan pendapatnya (1). Hal itu secara serius dibahas oleh Paulus dalam membangun komunitas orang percaya. Ada banyak alasan orang menjadi lemah iman. Mungkin, ia adalah petobat baru yang masih memiliki sedikit pemahaman. Mungkin pula ia lemah karena kurangnya pengajaran atau sedang mengalami banyak penderitaan. Kebutuhan orang yang lemah iman adalah penguatan. Kita dipanggil untuk memberikan penguatan bagi saudara kita yang mengalami lemah iman. Kita sering kali terjebak dalam melihat perbedaan dan cenderung mudah menghakimi orang yang berbeda dari kita. Seperti halnya makanan (2-3) , kejatuhan seseorang (4), ataupun hari-hari yang penting dan hari-hari yang tidak penting (5-6). Padahal, Allah sendiri menerima setiap orang apa adanya. Kristus datang bukan untuk menghakimi, melainkan menjadikan orang-orang berdosa sebagai sahabat dan membawa mereka kepada kehidupan baru. Kristus telah hadir menjadi Tuhan atas semua orang. Ingat, jangan menghakimi! Sebab, kita semua kelak harus menghadap pengadilan Allah. [SLM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |