Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/07/18 |
|
Sabtu, 18 Juli 2009
|
|
Judul: Kawan sekerja Allah Tidak heran bila di kalangan tertentu, para orangtua keberatan jika anaknya ingin menjadi hamba Allah. Bagi mereka, status sosial hamba Allah adalah rendah, begitu pula perekonomiannya. Namun sebagian kelompok berpandangan lain. Mereka justru merasa terhormat bila anak mereka menjadi hamba Allah. Sebab dalam pandangan mereka, menjadi pendeta atau menduduki jabatan resmi gerejawi tertentu, justru meningkatkan pengaruh dan status sosial mereka. Nah, yang mana yang Anda setujui? Yang mana yang Anda hayati ketika terlibat dalam pelayanan atau waktu merespons ajakan untuk melayani? Paulus memperkenalkan istilah lain untuk memahami arti menjadi seorang yang melayani Allah. Ia menyebut dirinya dan semua yang terlibat dalam penginjilan, misi, penggembalaan, pembangunan gereja, dan berbagai bentuk pelayanan lain, sebagai kawan sekerja Allah, sambil tetap memakai istilah pelayan Tuhan. Dalam perusahaan, "kawan sekerja" atau "partner" biasa juga disebut kolega, atau rekanan. Ini menunjukkan kedudukan yang sangat penting dan terhormat. Konsep paradoks ini sebaiknya ada bersamaan dalam diri tiap orang yang terlibat pekerjaan Allah. Kita adalah hamba-Nya karena karunia-Nya yang menyelamatkan membuat hidup kita adalah milik-Nya. Kita adalah kawan sekerja-Nya sebab dalam keajaiban anugerah dan cara Ia mewujudkan rencana-Nya, Ia menjadikan kita rekan-Nya. Jika konsep ini benar-benar kita hayati, pasti radikal praktiknya! Kita tidak bersaing dengan sesama pekerja Tuhan, tetapi bekerja sama! Kita tidak menilai pelayanan dari cara pandang yang lepas dan pecah, tetapi dari perspektif kebersamaan yaitu keutuhan tubuh Kristus. Kita bersyukur boleh berjuang dan semua yang kita kerjakan saling melengkapi dan Allah nyata!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |