Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/07/19 |
|
Rabu, 19 Juli 2017 (Minggu ke-6 sesudah Pentakosta)
|
|
Segemilang apa pun prestasi seseorang di dunia, kalau ia mengabaikan keluarga, maka ia dapat dianggap sebagai orang yang tidak memiliki budi pekerti. Bagaimanapun, Allah tidak akan membenarkan tindakan seseorang yang menelantarkan keluarganya demi mengejar kesuksesan. Karena itu, perihal mendidik keluarga dalam iman menjadi perhatian Paulus sehingga ia menjadikannya syarat penting bagi seorang calon penatua yang akan menjadi pemimpin jemaat di Kreta. Kreta adalah sebuah pulau yang terdiri atas banyak kota. Paulus mendorong jemaat-jemaat kecil di Pulau Kreta untuk segera mandiri. Paulus mengutus Titus agar tetap tinggal di sana untuk mempersiapkan penatua-penatua yang cakap memimpin jemaat-jemaat yang akan mandiri. Kecakapan seorang penatua pertama-tama dinilai dari kecakapannya dalam keluarga, barulah kecakapan dalam mendidik jemaat. Penatua haruslah orang yang mendidik keluarganya dalam iman. Ia haruslah seorang yang menerapkan laku hidup kasih terhadap sesama, mampu memegang komitmen, dan mampu menguasai diri (8-9). Mampu menguasai diri adalah hal utama yang patut dilakukan oleh seorang penatua. Pasalnya masyarakat Kreta terkenal dengan perilaku mengejar keuntungan material daripada kejujuran dan integritas diri. Bagi mereka, prinsip seperti itu bukanlah keutamaan dalam hidup. Orang yang hidupnya hanya mencari kekayaan, dan mengabaikan kebenaran Allah tidak layak menjadi penatua. Itu sebabnya kehidupan penatua patut menjadi teladan bagi orang lain (7). Kekristenan dimulai dari keluarga. Keluarga dipandang sebagai wadah tunggal pembentukan kepribadian seseorang, baik secara akal budi, mental, dan rohani. Dalam keluarga, seorang anak mendapatkan pendidikan agama dan moral dasar untuk mengenal dan menjalankan kehendak Allah. Tidak heran bahwa memerhatikan dan menjaga kelangsungan keluarga menjadi prioritas bagi siapa pun yang ingin menjadi penatua jemaat. [ETY]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |