Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/07/20 |
|
Jumat, 20 Juli 2007
|
|
Judul: Harus perang Adakah alasan yang dapat membenarkan terjadinya suatu peperangan? Agaknya sulit, sebab tidak ada perang yang tidak menimbulkan kehancuran dan penderitaan, apa pun alasannya. Awalnya Israel mencoba menghindari perang dengan bangsa Amori. Mereka hanya minta izin lewat dan berjanji tidak akan merugikan Amori. Israel memang tidak merasa perlu memerangi Raja Sihon karena mereka hanya perlu berperang dengan penduduk yang menduduki tanah yang Tuhan janjikan kepada mereka (band. Kel. 23:31-33). Namun, karena Raja Sihon berbalik menantang (23) maka terjadilah perang. Akhirnya Israel menduduki negeri itu sampai batas bani Amon, dan Israel tidak menyerang lebih lanjut (24). Selain dikatakan bahwa "batas daerah bani Amon itu kuat" (24), mungkin juga karena Allah telah berpesan supaya Israel tidak merebut daerah bani Amon sebab Ia telah memberikannya kepada bani Lot (Ul. 2:19; Lot merupakan bapa Amon dan Moab). Israel juga berhasil menduduki daerah Moab yang telah direbut oleh Raja Sihon (26, 29). Ini merupakan informasi penting karena daerah Moab, seperti juga Amon, sudah Allah serahkan kepada bani Lot (Ul. 2:9). Dengan merebutnya dari Raja Sihon, dan bukan dari raja Moab, maka Israel tidak melanggar perintah Tuhan. Orang Israel juga berperang dan mengalahkan Og, raja Basan dan menduduki negerinya karena Allah menyerahkannya kepada Israel (34-35). Meski Allah telah memberikan Kanaan kepada orang Israel (34; band. Ul. 2:24), mereka tetap harus berupaya merebutnya. Ini berarti pemberian Allah tidak menghilangkan tanggung jawab umat-Nya untuk melaksanakan tugas mereka. Masa kini orang Kristen tak lagi terlibat dalam perang fisik, tetapi dalam perang rohani (band. Ef. 6:10-20). Antara lain perang menaklukkan pencobaan dan dosa, atau memajukan kebenaran Allah dalam berbagai wilayah kehidupan. Kiranya kita bisa meraih kemenangan dalam perang itu karena kemenangan yang telah Allah wujudkan dalam Kristus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |