Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/07/20 |
|
Minggu 20 Juli 2008
|
|
Judul: Iman, Janji, Anugerah Bila demikian Petrus memahami dirinya, bagaimana ia memandang pembaca suratnya? Menurut Petrus, pembaca suratnya adalah "mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman....." (ayat 1). Kata "memperoleh" disini sama dengan menerima. Artinya iman yang mereka miliki merupakan pemberian. Bila Petrus dan pembaca suratnya sama-sama memiliki iman sebagai hasil pemberian Allah, artinya Petrus menganggap pembaca suratnya setara dengan dia. Ia tidak lebih besar dari mereka meski ia adalah rasul. Di sisi lain, mereka juga tak perlu rendah diri walau mereka bukan murid-murid pertama yang menjadi saksi mata karya Kristus. Mereka memang merupakan generasi Kristen yang kedua, yang tidak pernah melihat, mendengar, atau menyentuh Yesus secara langsung. Namun mereka percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah yang berinkarnasi, Juruselamat dunia. Itulah iman sebagai anugerah Allah, lahir bukan karena mereka berusaha memilikinya melainkan karena diberi Allah. Akan tetapi, karya Allah tidak berhenti sampai di situ. Ia juga menganugerahkan janji-janji yang memampukan orang percaya hidup berkenan kepada Allah (band. 1Yoh. 3:3). Janji-janji yang memberikan kuasa kepada manusia untuk menjauhkan diri dari dosa, yang dapat menghancurkan hidup manusia. Janji-janji ini pun berlaku bagi kita, yang percaya kepada Kristus. Kita harus menyelidiki janji-janji itu melalui pembacaan firman Tuhan tiap-tiap hari. Gunakan janji-janji itu untuk menghadapi pencobaan serta untuk berbuat benar. Niscaya semakin hari kita akan makin serupa dengan Kristus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |