Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/07/20 |
|
Sabtu, 20 Juli 2024 (Minggu ke-8 sesudah Pentakosta)
|
|
Apa yang membuat kita berhasil? Mari kita melihat kisah Yusuf, anak Yakub. Yusuf dibawa ke Mesir dan dibeli oleh Potifar. Namun, di rumah di mana dia menjadi hamba pun, penyertaan Tuhan dan keberhasilan Yusuf terlihat nyata (1-3). Ujian besar datang dari istri Potifar. Dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf (7, 10). Dengan adanya godaan besar, status dirinya sebagai orang muda yang bekerja di tanah asing, kesempatan besar karena tidak ada seorang pun di dalam rumah, dan anggapan bahwa istri tuannya tentu akan melindunginya, Yusuf bisa saja menuruti godaan itu. Nyatanya, Yusuf melawan dengan berani. Ia tidak mau berbuat salah sedikit pun kepada Allah dan tuannya (8-9). Ketetapan hatinya tetap teguh di dalam Allah, bahkan ketika perempuan itu memegang bajunya dan Yusuf harus meninggalkan bajunya dan lari (12). Setelah gagal menggoda, perempuan itu membuat tuduhan palsu terhadap Yusuf dan merusak nama baiknya di depan hamba yang lain maupun tuannya. Tuduhan itu membuat Potifar marah dan menjebloskan Yusuf ke dalam penjara (19-20). Namun, penyertaan Tuhan tetap nyata. Ia melimpahkan kasih setia-Nya kepada Yusuf sehingga di tempat seburuk penjara pun Yusuf menerima kemurahan dan kepercayaan. Banyak orang yang mengalami kegagalan dan kesulitan untuk bangkit. Banyak pula orang yang berhasil dan menjadi lupa diri, tenggelam dalam rasa percaya diri yang berlebihan, dan lupa akan Tuhan. Tidak banyak orang yang menolak godaan dan menghormati Tuhan dalam segala keadaan, padahal inilah sikap yang diperlukan jika kita ingin berhasil. Hasil positif bisa kita peroleh lewat kerja keras dan usaha sungguh-sungguh. Semuanya tidak akan terjadi jika tidak ada penyertaan Tuhan. Dunia mungkin mengajar kita untuk mengikuti godaan dan menjatuhkan orang lain bila kita ingin sukses. Namun, kita tetap harus bekerja dengan jujur karena kita tahu, Tuhan kita setia dan adil. Kunci keberhasilan adalah hidup dalam penyertaan Tuhan! [CHR] Baca Gali Alkitab 3 Di Mesir kuno, seorang juru minuman adalah pejabat berkedudukan tinggi yang dipercaya untuk mengawasi sajian raja, memberi nasihat pribadi, dan mencegah rencana jahat terhadap firaun. Demikian juga, seorang juru roti adalah pejabat berpangkat tinggi yang mengatur puluhan jenis roti dan kue yang disajikan secara khusus bagi firaun. Entah kesalahan apa yang membuat mereka dipenjara, tetapi bagaimana akhir yang menanti mereka diketahui, bahkan dinubuatkan melalui mimpi. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |