Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/07/22 |
|
Sabtu, 22 Juli 2006
|
|
Judul: Bangkit dari kegagalan Kekalahan dan melaluinya, merupakan pengalaman yang berharga bagi seseorang agar ia belajar tidak percaya diri berlebihan dan tidak sembarangan dalam bertindak. Bagi umat Tuhan, kalah atau gagal diizinkan terjadi oleh Tuhan yang mengasihi mereka. Tuhan ingin kita lebih mengandalkan Dia dan lebih setia pada firman-Nya. Nasi sudah jadi bubur. Karena itu tidak ada gunanya hanya menyesali kegagalan. Setelah sadar akan kesalahan dan menyesalinya, harus dilanjutkan dengan pertobatan yang sungguh-sungguh dan upaya memperbaiki hal-hal yang bisa diperbaiki. Itulah yang diperintahkan Tuhan kepada Israel. Kini mereka kembali menyiapkan peperangan melawan Ai. Dengan menyiapkan pasukan tiga puluh ribu, mereka tidak lagi memandang remeh musuh (3). Kali ini Tuhan mengizinkan mereka menjarah (2) dan mengajarkan mereka strategi yang sama sekali berbeda dari strategi ketika mereka menaklukkan Yerikho. Tuhan menggunakan taktik menjebak musuh yang terlena oleh kemenangan mereka yang terdahulu (14- 17). Namun, kunci kemenangan Israel ada pada menaati mutlak firman Tuhan (8). Kegagalan menjadi peringatan akan pentingnya berfokus terus-menerus kepada Tuhan bukan kepada diri sendiri. Itulah yang umat Israel lakukan dengan upacara persembahan kurban serta pembacaan Hukum Taurat di Gunung Ebal (30-32, Ul. 27:2-8). Tindakan ini merupakan bukti formal pertobatan sejati umat serta komitmen untuk tidak lagi mengulang kebodohan itu. Tidak ada orang yang tidak pernah gagal. Kita akan dapat bangkit dari kegagalan apabila kita jujur kepada Allah dan membuka diri kepada pengajaran dan pertolongan-Nya. Allah yang tidak pernah gagal itu mampu mengubah kegagalan menjadi bagian dari perwujudan rencana-Nya di dalam hidup umat-Nya. Responsku: _____________________________________________________________ _____________________________________________________________
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |