Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/07/23 |
|
Selasa, 23 Juli 2019 (Minggu ke-6 sesudah Pentakosta)
|
|
Dalam era konektivitas tinggi, komunitas Kristen dapat berpikir bahwa apa pun bisa digunakan dalam penyembahan bagi Allah. Kepedulian Allah atas cara penyembahan umat-Nya tampak kurang disoroti dalam pengajaran. Meski pengakuan iman akan kekudusan Allah masih diproklamasikan, pengakuan tersebut belum tentu terintegrasi dalam keseharian dan semuanya tampak melalui berita rusaknya kepemimpinan Kristen di mata masyarakat. Imamat 22 menyoroti kepedulian Allah atas bagaimana para imam mengelola persembahan kudus. Mereka harus kudus di hadapan Allah yang kudus. Karena persembahan yang dikelola tak bercacat cela (22:17-25), imam harus kudus di mata Allah (22:3-9) sampai pada prosedurnya (22:10-14). Allah menginginkan hal tersebut, karena Allah menghendaki rekonsiliasi dan persekutuan dengan umat-Nya. Kepedulian Allah atas cara ibadah ditutup melalui peraturan yang amat asing bagi kita. Namun inti ayat 26-30 tetap pada cara ibadah kurban. Anak domba atau kambing hanya boleh disembelih pada hari kedelapan dan penyembelihan tidak boleh terjadi pada hari yang sama atas induk dan anaknya (bdk. Kel. 23:19, 34:16; Ul. 14:21, 22:6-7). Tampaknya Allah mau mengajarkan umat-Nya dan para imam-Nya untuk peka atas hewan kurban sebagai milik-Nya yang sekaligus merepresentasi pribadi yang mempersembahkan. Melalui Imamat 22, kita diajak untuk memeriksa dan menguji cara penyembahan dan pengelolaan persembahan umat baik bentuk materi ataupun karunia rohani dalam pelayanan. Pertimbangan dan keputusan cara menyembah Allah perlu menjadi keprihatinan utama para pemimpin Kristen. Sebab cara penyembahan adalah cerminan kasih kepada Allah. Marilah kita menjadi aktivis pelayan, pengurus, majelis, yang peduli menggumuli cara Allah. Kita mempraktikkan keteladanan dalam mendemonstrasikan cara penyembahan dengan tidak terjebak dalam semangat pragmatisme semata yang tak berdasar pada Alkitab. Doa: Kuduskanlah kami agar cara kami menyembah sesuai identitas-Mu, ya Allah. [BL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |