Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/07/25 |
|
Senin, 25 Juli 2011
|
|
Judul: Memurnikan hidup Yosua memimpin sendiri upaya penyucian bagi umat Israel yang melanggar perintah Tuhan. Yosua melakukan pemurnian dengan menetapkan hukuman yang tegas sebagaimana yang Tuhan inginkan. Akhan bin Zerah, yang melakukan "penggelapan" terhadap barang-barang jarahan, harus menerima murka Tuhan. Bukan hanya Akhan, tetapi juga seisi keluarganya (24). Maksud Tuhan sebenarnya jelas. Ia ingin supaya bangsa itu benar-benar menjaga kekudusan hidup mereka. Sebagai bangsa pilihan Tuhan sendiri, Ia ingin membangun sebuah ketaatan yang benar-benar berasal dari dalam. Ketaatan itulah yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Untuk menegakkan ketaatan tersebut, Tuhan pun bertindak tegas. Bacaan kita kali ini menjelaskan bagaimana tingginya standar kekudusan hidup dari Tuhan. Setiap pelanggaran tidak mendapatkan tempat di hati Tuhan. Tuhan ingin supaya umat-Nya benar-benar hidup dalam kemurnian. Mengapa Tuhan begitu keras menjaga kemurnian umat dengan hukuman yang demikian berat? Setiap dosa yang tidak diganjar akan menjadi preseden untuk diulang dan ditambah kadarnya. Umat yang baru saja menang perang melawan musuh akan menganggap remeh musuh rohani, yaitu ketamakan, dst. Akibatnya mereka mungkin terlihat kuat secara luar, tetapi keropos dari dalam oleh hawa nafsu. Bagaimana menjaga hidup tetap murni hingga tidak jatuh dalam dosa ketamakan? Kita harus memiliki Kristus di dalam hati kita. Tanpa Dia, upaya menjaga kekudusan akan sia-sia. Dengan firman-Nya yang menjadi pedoman hidup dan dengan bersandar pada kekuatan Roh Kudus melalui doa, kita dijaga dari kejatuhan dalam dosa hawa nafsu. Apakah Anda sedang bergumul dengan godaan untuk mendapatkan kekayaan secara tidak halal seperti Akhan? Jangan tunda, cepat cari Yesus. Minta Dia memimpin hidupmu, mengelola hatimu, dan menyucikannya dengan darah-Nya yang kudus. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |