Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/07/26 |
|
Minggu, 26 Juli 2015
|
|
Judul: Ketika Tuhan Tampak Diam Tetapi menariknya, meski ia merasa Tuhan diam, Daud memilih tidak diam terhadap Tuhan. Perhatikan ayat 2, betapa tidak diamnya Daud: "Dengarlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang maha kudus." Meski seakan Tuhan diam, ia tetap memohon, berteriak, dan bahkan mengangkat tangannya tanda berserah penuh kepada Tuhan. Ia tetap mempercayai bahwa diamnya Tuhan bukan berarti tidak mendengar, bukan berarti tidak bertindak. Daud percaya Tuhan adalah gunung batunya (1), yang menjadi tempat persandarannya yang teguh. Dan itulah yang kemudian dibuktikan oleh Tuhan baginya. Pada ayat 6 Daud berseru, "Terpujilah Tuhan, karena Ia telah mendengar suara permohonanku." Bukan hanya itu, melalui pengalamannya yang tetap percaya Tuhan meski Ia nampak diam, Daud justru mengalami bahwa Tuhan bukan hanya gunung batu, melainkan juga kekuatan dan perisai (7), dan benteng keselamatan(8). Jika Anda merasa Tuhan diam, jangan berhenti berharap. Tetap percaya dan berseru pada-Nya. Nanti akan tiba waktunya di mana Tuhan menolong dan membawa kita pada pengalaman rohani yang lebih mendalam tentang Dia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |