Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/07/26 |
|
Jumat, 26 Juli 2019 (Minggu ke-6 sesudah Pentakosta)
|
|
Robin A. Parry, seorang teolog kontemporer pernah mengemukakan bahwa gereja kurang menghargai jati diri Allah yang disembahnya. Hal ini tampak melalui nyanyian mereka. Mayoritas nyanyian tidak menyebut Allah Tritunggal. Referensi akan nama-Nya yang berkuasa dan kudus pun kurang mendapat sorotan yang semestinya. Nas kita berbicara tentang hal ini, secara khusus disoroti dalam ayat 10-16. Sekilas ketujuh ayat ini tampak tidak terkait dengan ayat 1-9. Namun, jika kita merenungkannya dengan seksama, ada kesamaan pokok pikiran yaitu kehadiran Allah di tengah perkemahan umat-Nya. Di satu sisi, kehadiran Allah lewat simbol terang dan dua belas roti perlu ditaati oleh imam. Di sisi lain, penghormatan atas kehadiran Allah didemonstrasikan melalui sikap umat terhadap nama-Nya yang kudus (Kel. 20:7 dan Im. 19:12). Perikop ini menarasikan kebenaran tersebut melalui dua aspek. Pertama, melalui situasi perkelahian antara anak dari perempuan Israel (Selomit binti Dibri, suku Dan) dengan seorang Israel lainnya, yang terjadi di tengah perkemahan Israel, di mana Allah hadir. Anak itu menghujat (11, 16), bahkan mengutuk nama TUHAN (11, 15). Tampaknya ujaran verbal tersebut merendahkan, bahkan mempersalahkan Allah Israel. Ada kemungkinan nama "YHWH" disebut dengan sembrono, sehingga diperhitungkan sangat serius dan layak dihukum mati. Artinya, pelanggar tersebut menghina Allah secara publik. Kedua, melalui bagian ini, Allah menyatakan bahwa umat perlu menghormati diri-Nya. Penghormatan tersebut bukan lagi melalui ekspresi ritual, tetapi penghargaan atas nama Allah dan ciptaan-Nya. Kita perlu memeriksa penghayatan kita mengenai penghormatan kepada Allah. Penghormatan bukan hanya dalam oleh aktivitas rohani di gereja, tetapi juga bagaimana seorang berelasi dengan ciptaan lain. Sikap kita terhadap ciptaan Allah mencerminkan seberapa jauh kita menghormati-Nya. Hormati seluruh ciptaan Allah! Doa: Tuhan, mampukan kami untuk senantiasa memberikan penghormatan yang tepat bagi-Mu. [BL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |