Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/07/28 |
|
Sabtu, 28 Juli 2007
|
|
Judul: Menilai status dan kemilikan Apakah kekayaan dapat memecahkan masalah hidup? Kelompok pertama yang Yakobus sebut "saudara" adalah pembaca surat Yakobus yang, karena perubahan besar yang terjadi dalam hidup mereka, menjadi miskin. Ada yang semula kaya, tetapi harus merelakan harta mereka untuk menolong sesama yang menderita. Ada yang mengalami penderitaan karena perantauan ke wilayah lain. Ada juga yang, karena iman, harus kehilangan posisi dan miliknya. Semua itu menggambarkan perubahan kedudukan mereka dari tinggi ke rendah. Di mata orang di sekitarnya, mereka tidak lagi dianggap. Yakobus mengingatkan bahwa meski sekarang mereka rendah, tetapi mereka patut bermegah karena kedudukan yang tinggi di dalam Tuhan (9). Tinggi sebab mereka adalah ahli waris Kerajaan Allah. Siapakah orang kaya di sini? Jika mereka orang kaya di luar Tuhan, ini mengingatkan mereka agar mencari nilai hidup dengan merendahkan diri kepada Tuhan. Bila yang dimaksud adalah orang percaya yang kaya, mereka patut bersyukur bahwa dengan menjadi bagian dari kelompok umat Tuhan yang, meski dipandang miskin dan hina oleh manusia, tetapi telah mendapat nilai hidup di dalam Tuhan (10-11). Manusia memang cenderung tertarik pada harta, akibatnya bergumul setiap hari untuk bekerja dan mencari harta benda. Padahal hidup hanya untuk harta tidak boleh menjadi pilihan hidup. Fokus hidup harus tetap hanya pada status sebagai umat tebusan Allah. Kebanggaan ini yang seharusnya menjadi ciri utama umat Allah. Cobaan karena adanya perubahan status dari kaya menjadi miskin seharusnya disikapi dengan hikmat Ilahi dan penuh syukur. Perubahan terus berlangsung di dunia ini dan menjadi bagian hidup kita setiap hari. Namun kiranya setiap perubahan tidak membuat hati kita beralih dari Tuhan. Kiranya hidup kekal dalam kasih Allah yang tak berubah itu memampukan kita menjalani hidup yang kokoh dan mendorong lahirnya kemegahan di dalam Kristus.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |