Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/07/29 |
|
Minggu, 29 Juli 2012
|
|
Judul: Minta keadilan Tuhan Di bagian kedua Mazmur 69 ini, pemazmur meminta Tuhan membalaskan secara adil perlakuan musuh yang telah memperlakukan dia secara jahat dan tidak adil. Pemazmur mengungkapkan kesengsaraan dirinya akibat ulah musuh-musuhnya. Fitnah keji para musuh membuat pemazmur hidup menanggung hinaan dan cemooh semua orang. Hidup menanggung kemiskinan mungkin masih tertahankan, tetapi hidup menanggung cemooh, dan perlakuan diskriminatif, sungguh tidak tertahankan. Itulah alasan mengapa pemazmur berharap agar para lawannya merasakan apa yang telah dialaminya. Mereka memberinya minum racun, maka sekarang ia berharap perjamuan mereka akan tidak menyehatkan mereka (22-23). Pemazmur bahkan sampai meminta pemazmur gar mereka dimusnahkan (29). Namun, pemazmur mengakhiri doanya dengan pujian kepada Allah (31-37). Pemazmur meyakini bahwa Allah akan bertindak adil. Ia berpihak pada orang yang tertindas dan miskin, serta akan membela mereka. Bolehkah kita meminta pembalasan bagi para musuh yang menindas iman kita? Ingat kasus yang berlarut-larut, misalnya yang menimpa satu gereja di wilayah RI yang berdaulat, yang diperlakukan sangat diskriminatif dan melawan hukum? Perjuangan gereja tersebut bukan membalas dendam melainkan supaya keadilan ditegakkan. Kita hidup dalam zaman anugerah. Kristus sudah menegakkan keadilan di kayu salib dengan kasih-Nya. Maka kita tidak perlu meminta pembalasan. Akan tetapi, kita boleh meminta agar keadilan Allah dinyatakan. Allah pasti menegakkan keadilan karena itu adalah karakter-Nya. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |