Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/07/29 |
|
Rabu, 29 Juli 2015
|
|
Judul: Memperlihatkan Wajah Allah Perkataan janda itu tampaknya mengguncang hati Elia. Betapa tidak, Elia telah merasakan kasih janda di Sarfat itu. Tanpa menghiraukan dirinya, meski hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak dalam buli-buli, sang janda membuatkan sepotong roti bundar kecil untuk sang nabi. Dan hasil dari kepercayaannya itu, gandum yang ada di tempayan tersedia setiap hari, juga minyak dalam buli-bulinya selalu tersedia (16). Nah, sekarang ini, janda itu dalam keadaan susah dan menganggap Elia biang keladi dari kematian anaknya. Elia lalu mengambil anak itu dan bersyafaat kepada Allah. Perhatikanlah syafaat Elia: "Ya Tuhan, Allahku, mengapa Engkau mendatangkan celaka ini ke atas janda ini? Ia sudah memberi tumpangan kepadaku dan sekarang Engkau membunuh anaknya!" (1Raj. 17:20). Elia berdoa seakan-akan dia yang kena musibah. Ia berdoa seakan dialah yang menderita. Tampaknya, Elia sungguh-sungguh merasakan kesedihan janda itu. Inilah yang dinamakan empati, dalam penderitaan orang lain. Jika simpati berarti bersama dengan penderitaan orang lain, maka empati -lebih dalam lagi- yakni dalam penderitaan orang lain. Empati Elia pun didengar Allah. Allah mengabulkan doanya: anak janda itu bangkit dari kematian. Jelaslah, janda itu memperlihatkan wajah Allah kepada Elia ketika memberi makan Elia. Selanjutnya, Elia juga memperlihatkan wajah Allah kepada janda tersebut dengan mendoakannya. Mereka saling memperlihatkan wajah Allah. Mereka saling menyatakan kasih Allah. Mereka saling memberi kehidupan. Mereka saling menghidupkan. Akhirnya, janda itu pun percaya kepada Allah Israel.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |