Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/08/01 |
|
Rabu, 1 Agustus 2018 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Sukacita adalah sebuah ungkapan rasa ketika kita berhasil menggapai keinginan hati kita. Namun, pernahkah kita mengaitkan sukacita dengan pemeliharaan Allah secara nyata dalam hidup? Bagaimana kita mendapatkan sukacita sejati? Pemazmur menjelaskan perihal sukacita sejati ketika ia menguraikan keberhasilan seorang raja yang berjalan bersama Tuhan. Kebanggaan diperoleh bukan sekadar karena keberhasilan dalam kehidupan atau pun kemenangan dalam peperangan, melainkan semata-mata karena karya Allah dalam hidup orang beriman. Perhatikan bagaimana Daud menggambarkan peranan Allah dalam keberhasilannya, antara lain: (1) sukacita datang dari Allah semata (2-3); (2) Allah menjadikan raja sebagai pengantara keberhasilan dan kemenangan-Nya (4-7); (3) penyertaan dan pemeliharaan Allah ada bersama umat-Nya (8-14). Berbagai kemenangan yang dialami Raja Daud (3, lih. ay. 1) menjadi dasar pujian umat kepada Allah (7-12). Dan puji-pujian ini juga diarahkan kepada masa depan, yaitu ketika Allah hadir dalam penghakiman-Nya pada akhir zaman (10-11). Selain itu, Raja Daud juga mengakui bagaimana Allah terlibat secara nyata dalam setiap pergumulan kehidupannya-termasuk dalam pemerintahannya. Dan inilah sumber sukacita yang sejati. Memang tidak mudah meletakkan segala orientasi hidup kita kepada Allah. Namun, oleh Kristus kita diberikan pemahaman tentang Allah yang benar dan ditunjukkan tentang keberadaan Allah secara nyata dalam hidup (Yoh. 1:18; Yoh. 17:3). Jalan untuk mendapatkan sukacita hanyalah dengan menerapkan iman sejati dalam kehidupan keseharian. Iman yang sejati akan menghadirkan sukacita karena karya Allah dalam hidup orang percaya. Persoalannya adalah apakah kita mendasarkan sukacita pada hal yang bersifat sementara, atau hanya untuk memuaskan keinginan mata dan kedagingan kita. Sesungguhnya, sukacita sejati adalah buah dari karya iman yang kita terima dari Allah! Doa: Ya Bapa di surga, ajarku untuk melihat, mengalami dan berjalan bersama-Mu dalam setiap langkah hidupku. [IBS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |