Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/08/03 |
|
Kamis, 3 Agustus 2006
|
|
Judul: Menolak utusan Allah Berturut-turut Paulus melontarkan empat pertanyaan. Tiga yang pertama merupakan rangkaian logis dari ketergantungan orang untuk dapat berseru mengakui Yesus sebagai Tuhan, dengan percaya kepada-Nya, dan mendengar tentang Dia dari orang yang mewartakan-Nya (14). Pertanyaan pertama menegaskan indahnya panggilan Allah atas orang yang menjadi pewarta Injil (15). Mereka adalah utusan Allah sendiri yang dalam penilaian-Nya mengemban tugas yang mulia. Mereka indah bagi Allah (15b). Tujuan utama Paulus dengan rangkaian pertanyaan dan pernyataan ini bukan untuk membangkitkan kesan mulia dan hasrat rindu menjadi pewarta Injil meski tentu saja hal itu perlu dimiliki setiap orang Kristen. Maksud Paulus adalah menegaskan kebebalan orang Yahudi, juga orang masa kini, yang sesudah beroleh kesempatan mendengarkan Injil tetap menolak utusan Allah. Menolak berita Injil, sesungguhnya menolak utusan Allah dan juga Utusan Allah, yaitu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat itu (19, 21). Gambaran dari Yesaya yang Paulus kutip ini sebenarnya tidak indah. Sang pemberita harus berjuang keras, seringkali melewati medan yang berat, menjadi letih, kotor, terluka. Secara fisik mereka mungkin terlihat tidak menarik, tapi indah di mata Allah. Namun tugas yang mulia dan orang yang indah di mata Allah itulah yang justru ditolak oleh kesombongan orang yang lebih mengandalkan kebenarannya sendiri. Seperti halnya orang zaman Paulus menolak pewartaannya, hal serupa sangat mungkin terulang. Bukan saja orang Yahudi zaman itu menolak utusan Allah, banyak orang masa kini entah karena alasan agama, moral, filsafat, keilmuan dlsb. yang juga menolak Injil dan orang Kristen yang mewartakannya (21). Renungkan: Apakah Anda diperhadapkan dengan kabar Injil? Jangan menolak Injil dan utusan-Nya, itu mendukakan Allah. Apakah Anda pewarta Injil yang ditolak? Jangan tawar hati, sebab Anda indah bagi Dia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |