Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/08/04 |
|
Jumat, 4 Agustus 2006
|
|
Judul: Keajaiban Anugerah Allah Israel adalah umat pilihan Allah. Akan tetapi, mereka telah menyia-nyiakan Injil sehingga tidak dapat menikmati hak sebagai bangsa pilihan. Ironis! Bangsa yang seharusnya menerima berkat besar, kini tidak mendapatkan apa pun. Sebaliknya, bangsa lain yang sebenarnya tidak mendapatkan bagian dari berkat itu, sekarang justru sedang menikmatinya. Meski demikian, Paulus menyatakan bahwa akhir kisah dari bangsa pilihan ini, tidaklah demikian. Tidak semua bangsa Israel menolak anugerah Allah (1-2). Paulus memberikan contoh dirinya sendiri dan tujuh ribu orang pada zaman Elia dalam Perjanjian Lama (3-4). Paulus juga mengatakan bahwa penolakan Israel terhadap Allah tidak bersifat tetap. Demikian juga Allah sendiri tidak untuk selamanya menolak bangsa pilihan-Nya itu. Mengapa Allah seakan-akan membiarkan Israel, bangsa pilihan-Nya itu dalam kedegilan tersandung? Pertama, bukan karena ketidaksetiaan dan ketidakkonsistenan Allah, tapi karena bangsa ini buta terhadap anugerah Allah (7-10). Kedua, justru karena bangsa Israel tersandung maka pintu anugerah Allah terbuka bagi bangsa-bangsa lain dan berkat besar tersedia bagi mereka (11-12). Ketika Israel melihat bangsa- bangsa lain menerima berkat itu maka mereka pun akan tercelik matanya dan mendapatkan kembali berkat yang telah diambil dari mereka. Perenungan Paulus ini menjadi penghiburan juga bagi orang Kristen di Indonesia. Hati kita hancur melihat bagaimana orang yang dikasihi Tuhan justru menolak kasih itu dalam gairah agamawi yang mereka anggap adalah ibadah bagi Allah. Fakta kemurahan Allah dan pilihan Allah untuk Israel, juga adalah dasar untuk kita berharap bahwa Tuhan tidak begitu saja membuang bangsa Indonesia. Mari kita giat menginjil sebab pasti ada orang yang ingin Allah selamatkan. Renungkan: Pahit dan putus asakah kita terhadap sikap orang akan Injil? Ingat kasih-Nya tak terduga dan ajaib!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |