Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/08/04 |
|
Jumat, 4 Agustus 2017 (Minggu ke-8 sesudah Pentakosta)
|
|
Hal besar banyak dikejar oleh orang masa kini. Contohnya, besar usahanya, karier politik, ekonomi, gelar, dan lainnya. Hal ini dapat dimaklumi karena hal-hal besar seperti itu berkaitan dengan kekuasaan. Namun, tahukah kita bahwa dalam hidup ini ada hal terutama yang patut dicari dan dikejar? Dasar pemikiran Surat Ibrani adalah wahyu Allah dinyatakan dalam Kristus dan melalui anak tunggal-Nya saja manusia memperoleh pengampunan dan keselamatan dari Allah. Tetapi, orang-orang Yahudi menolak konsep seperti itu. Bagi bangsa Yahudi, Musa menduduki tempat yang sangat tinggi. Musa adalah orang yang diajak bercakap-cakap dengan Allah berhadapan muka sama seperti seseorang yang bercakap-cakap dengan teman akrabnya. Musa adalah penerima langsung Sepuluh Perintah. Untuk alasan itulah, penulis Ibrani berniat menyatakan kebenaran ini kepada orang-orang Yahudi bahwa status Yesus di hadapan Allah jauh lebih tinggi daripada Musa yang diagungkan oleh mereka. Penulis Surat Ibrani mengajak para pembacanya fokus pada pribadi Yesus. Setidaknya ada dua hal tampak jelas dari figur Yesus, yaitu: Pertama, Yesus adalah Duta Besar Tertinggi dari Allah. Kedua, Yesus adalah Imam Besar Agung yang sempurna. Status imam merupakan perantara antara manusia dan Allah. Ia harus mengenal baik manusia maupun Allah. Ia harus dapat berbicara kepada manusia dan kepada Allah. Singkatnya, Musa hanyalah abdi Allah, sedangkan Yesus adalah Allah itu sendiri. Di sinilah letak kerahasiaan dan keunggulan Yesus atas Musa yang tidak diketahui oleh bangsa Yahudi. Hal terbesar yang ada dalam dunia tidak terletak pada manusia dengan segala kekuasaan, harta, pangkat, jabatannya, dan sebagainya. Kemegahan dan keagungan manusia terletak pada penundukan dirinya di hadapan Allah. Ketertundukan ini mencakup segala sesuatu yang dimilikinya, termasuk hidupnya sendiri, diserahkan untuk pekerjaan yang membuat nama Allah dimuliakan di muka bumi ini. Karena itu, jadikanlah Allah sebagai sandaran hidup. [AY]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |