Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/08/04 |
|
Sabtu, 4 Agustus 2018 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Tidak mudah mengakui bahwa Allah adalah Gembala umat-Nya, apalagi membagikan fakta penyertaan Allah dalam kehidupan ini. Mazmur 23 mungkin adalah mazmur yang paling banyak dikenal oleh orang percaya. Namun, seberapa banyak orang yang sungguh-sungguh mengenali maksud Allah mengizinkan Raja Daud untuk menuliskan perenungannya kepada kita? Dalam ayat 1-4 pemazmur menggunakan gambaran Allah sebagai Gembala-gambaran yang cukup sering kita jumpai dalam Alkitab (lih. Yes. 40:11; Yeh. 34:11-16; Luk. 15:4-7; Yoh. 10:11-16). Untuk dapat memahami secara utuh, kita perlu mengerti peran dan tindakan gembala pada zaman Perjanjian Lama. Mereka adalah orang-orang yang hidup dan tinggal bersama dengan domba-dombanya dari siang sampai malam untuk menjaga dan memelihara mereka. Gembala akan menuntun domba-dombanya ke padang rumput yang hijau supaya domba-dombanya dapat makan dengan tenang. Kehidupan dan kesejahteraan domba-domba ada di tangan gembala yang mengenal mereka satu demi satu. Domba hanya perlu bersandar sepenuhnya kepada para gembala. Dalam ayat 5-6 pemazmur menggunakan gambaran Allah sebagai seorang raja pemenang yang menjamu para raja yang ada di bawah kekuasaannya. Jamuan makan dihidangkan sebagai bentuk komitmen dari Sang Raja penguasa untuk melindungi dan menjaga berbagai wilayah kekuasaan-Nya (lih. Kel. 24:8-11). Demikianlah Allah akan menjaga dan menjanjikan pemeliharaan atas hidup kita. Menariknya, Daud menggambarkan betapa erat hubungannya dengan Allah dalam setiap fase kehidupan. Ayat 1-3 berbicara tentang pemeliharaan Allah sepanjang hidup kita di dunia, ayat 4 mengingatkan kita bahwa maut tidak akan memisahkan Allah dari kita, ayat 5-6 menunjukkan kehidupan kekal yang akan kita nikmati bersama Allah. Sungguh Allah senantiasa hadir dalam setiap langkah hidup kita! Doa: Ya Tuhan, mampukan kami menikmati-Mu di setiap tempat dan waktu. [IBS] Baca Gali Alkitab 5 Salah satu kriteria penting hidup dalam kebenaran adalah bersih tangan dan murni hati. Bersih tangan artinya perbuatannya tidak bercela, terang, dan dapat dipertanggungjawabkan. Murni hati maksudnya pikiran, motivasi, keinginan dan hasrat yang liar dan buruk harus senantiasa ditundukkan oleh kebenaran firman Allah. Dengan demikian, seseorang dapat diperkenan Allah naik ke gunung Allah. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |