Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/08/04 |
|
Kamis, 4 Agustus 2022 (Minggu ke-8 sesudah Pentakosta)
|
|
Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang dikondisikan untuk mengelola dan memprogramkan sendiri kehidupannya. Oleh karena itu, manusia diberi kebebasan serta dilengkapi dengan akal budi. Manusia pun harus hidup bertanggung jawab dan serius menjalani kehidupan di dunia. Salomo mengajarkan kepada anaknya agar memerhatikan hikmatnya. Memerhatikan berarti mendengar dengan baik; bukan hanya mendengar sepintas lalu, melainkan sungguh-sungguh memerhatikan, mengingat, dan mengerti. Telinga bisa mendengar suara apa saja yang diterima, entah yang baik maupun yang tidak baik. Telinga sebenarnya mampu menentukan apa yang diinginkan dan tidak diinginkan untuk didengar. Salomo mengingatkan agar telinga diarahkan kepada kepandaian, agar terjadi proses pembelajaran (1-2). Telinga yang mendengarkan kebenaran akan menuntun pembelajaran diri menuju ke kebaikan. Pengajaran Salomo bukan sekadar mengisi benak kita dengan segala gagasan dan pemikiran yang tidak jelas kebenarannya, melainkan untuk membimbing kita kepada penguasaan diri sehingga dapat bertindak dengan baik, adil, dan benar. Salomo mengingatkan anaknya untuk serius dalam hal menguasai diri agar terhindar dari nafsu kedagingan, perzinaan, percabulan, dan segala kenajisan (3-5). Godaan-godaan dari dosa tersebut sangat kuat, dan berawal dari hawa nafsu tak terkendali yang kemudian diwujudkan dalam tindakan lahiriah. Bila dibiarkan, tentu akan membinasakan benih-benih kebajikan yang tumbuh di dalam jiwa. Salomo sungguh-sungguh mengingatkan bahwa kenikmatan nafsu kedagingan sangat menggoda, namun akibatnya mematikan. Kenikmatan itu menghalangi kita dalam memilih jalan kehidupan dan menjauhkan kita dari kebahagiaan. Jika kita tidak menginginkan semua itu terjadi, arahkan hidup secara bijaksana selaras dengan firman Tuhan. Kiranya Tuhan memampukan kita menjalani hidup dengan serius dan bertanggung jawab. Tanggung jawab itu dapat diwujudkan melalui tabiat dan perilaku kehidupan yang baik dan benar. [CHR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |