Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/08/05 |
|
Selasa, 5 Agustus 2014
|
|
Judul: Mencontoh kesaksian Paulus Setelah kepala pasukan memastikan bahwa Paulus bukan pemberontak, Paulus dapat bersaksi kepada orang banyak. Ia memulai dengan latar belakangnya sebelum mengenal Kristus. Terlahir sebagai orang Yahudi di satu kota yang terkenal, ia hidup mengikuti tradisi orang Yahudi. Apalagi, ia seorang Farisi (Kis. 23:6) dan terdidik dalam hukum Taurat di bawah bimbingan Gamaliel, seorang guru besar Yahudi. Tak heran, ia begitu giat bekerja bagi Allah. Sebab itu, ia menganiaya para pengikut Yesus, yang dia anggap menentang hukum Taurat. Maka banyak pengikut Tuhan yang menderita siksaan dan mati di tangannya. Kisah Paulus berlanjut. Hidupnya berubah setelah dia bertemu dengan Yesus. Hal ini berlangsung saat dalam perjalanan ke Damsyik untuk menganiaya para pengikut Tuhan. Waktu itu, Yesus menampakkan diri-Nya dan "menjatuhkan" dia dari puncak kesombongannya serta membuat dia menjadi buta dan tidak berdaya sehingga harus dituntun orang. Namun, meski Paulus menjadi buta secara fisik, tetapi ia telah melihat Kristus dengan mata rohaninya. Kemudian melalui bimbingan Ananias yang terkenal saleh (12), Paulus dapat melihat kembali. Lalu ia bertobat dan dibaptis (16). Semua itu terjadi karena Tuhan memanggil Paulus untuk menjadi saksi-Nya bagi bangsa-bangsa yang belum mengenal Dia. Namun, orang banyak yang mendengar Paulus tidak mau percaya dan bahkan ingin melenyapkan dia (22) Dari kisah Paulus, kita dapat belajar bahwa bersaksi adalah menceritakan pengalaman hidup sebelum dan sesudah mengenal Kristus. Kita dapat menguraikan perubahan hidup yang terjadi setelah mengenal Dia. Setelah itu, kita tak perlu mengkhawatirkan respons pendengar kita. Kita serahkan saja kepada Tuhan saja, asal dimulai dengan doa dan mengandalkan Roh Kudus. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |