Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/08/05 |
|
Rabu, 5 Agustus 2015
|
|
Judul: Tahu Diri di hadapan Tuhan Hal lain yang kita dapati, kendati pertolongan Tuhan yang luar biasa telah memberikannya kemenangan yang tak mampu diperolehnya sendiri, ternyata Raja Ahab tidak bersyukur. Sikap ini menampakkan perspektif yang salah. Ia jelas-jelas tidak memandang Tuhan sebagai sumber keselamatan dan kemenangan, juga tidak melihat dirinya sebagai hamba Tuhan yang seyogianya melakukan apa yang Tuhan inginkan, bukan melulu apa yang ia sendiri pikir penting. Jika ia memandang dirinya sebagai hamba Tuhan, ia tentu bertanya apa yang Tuhan hendak perbuat terhadap Benhadad yang telah menghina Allah dan menyamakan Dia dengan allah lain. Benhadad juga telah merendahkan rakyat Israel dengan pengepungan yang dilancarkannya. Namun ironis, setelah Ahab diberikan kemenangan oleh Tuhan, dia malah menjilat Benhadad yang kalah, sampai mengklaim Benhadad sebagai saudaranya. Di sini kita melihat, ada orang-orang yang kendati telah mengalami kebaikan Tuhan yang luar biasa, hatinya tetap condong ke jalan yang jahat sehingga ketika ada kesempatan melepaskan Tuhan, itu akan dia lakukan. Baiklah kita belajar dari Ahab untuk tahu diri di hadapan Tuhan, menyadari siapa kita sesungguhnya, dan hidup seturut kehendak-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |