Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/08/05 |
|
Sabtu, 5 Agustus 2023 (Minggu ke-9 sesudah Pentakosta)
|
|
Perjalanan hidup kadang membingungkan. Pada titik tertentu, hidup bisa menjadi begitu berantakan, bahkan bertolak belakang dengan prediksi atau cita-cita kita. Walau demikian, orang percaya akan memercayakan hidupnya dalam tangan Allah. Dalam daftar keturunan Benyamin terdapat kisah tentang Saharaim. Ia melakukan poligami, mendapat dua anak, menceraikan istri-istrinya, lalu menikah lagi dan mendapat tujuh anak di tanah Moab yang kelak menjadi kepala puak dalam suku Benyamin (8-11). Kisah perceraian dan poligami terkadang dicatat dalam PL tanpa komentar yang bersifat kritis. Hal ini bukan hendak menunjukkan bahwa Allah tidak memandang serius hal itu. Jika kita melihat pada Kitab Suci, Allah membenci perceraian (lih. Mal. 2:15). Kalau Musa mengizinkan perceraian, itu karena ketegaran hati orang Israel (lih. Ul. 24:1-4; Mat. 19:8). Sekalipun perceraian tercatat dalam silsilah, bukan berarti Allah mengizinkannya. Dalam perceraian yang terjadi, Allah tetap menunjukkan pemeliharaan-Nya, seperti terhadap suku Benyamin. Dari kisah ini kita dapat memahami bahwa sekalipun hal yang buruk terjadi dalam kehidupan seseorang, terdapat tujuan besar dalam pemeliharaan nasib suatu kaum. Sekalipun keretakan terjadi dalam keluarga Saharaim, keturunannya mendirikan Kota Ono dan Kota Lod beserta anak kotanya (12). Hancurnya kehidupan dalam sebuah keluarga tidak membuat Allah berhenti bekerja dalam menyatakan kedaulatan-Nya. Sering kali dalam kehidupan yang kita jalani, ketika tragedi terjadi, kita berputus asa dan kehilangan pengharapan. Jika kita melihat kisah Saharaim dari suku Benyamin ini, kita dapat melihat bahwa Allah berdaulat sepenuhnya dalam jalannya sejarah kehidupan manusia. Tidak ada seorang pun yang mengetahui masa depan, termasuk orang percaya. Namun, saat hidup kita membingungkan sekalipun, firman Tuhan mengajak kita untuk melihat bukti pemeliharaan Allah yang sempurna bagi suatu bangsa, suku, keluarga, dan bahkan diri kita secara pribadi. [PMS] Baca Gali Alkitab 6 Kelompok-kelompok suku Benyamin yang tinggal di berbagai kota disebutkan dalam perikop ini. Pertama, di Geba. Penyebutan Geba menunjukkan bahwa daerah ini tetap menjadi milik mereka sesudah pembuangan. Kedua, di Moab, Ono, Lod, dan Gat. Dengan disebutkannya keempat kota ini, ditunjukkan bahwa tempat itu merupakan milik suku Benyamin. Ketiga, di Yerusalem. Banyak orang dari suku Benyamin yang kembali ke kota itu diharapkan memiliki peran besar dalam pemulihan umat Allah. Penyebutan para leluhur suku Benyamin yang memiliki nama besar ini memiliki maksud agar suku Benyamin dihormati. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |