Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/08/05 |
|
Senin, 5 Agustus 2024 (Minggu ke-11 sesudah Pentakosta)
|
|
Kita kadang mendengar: "lain di mulut, lain di hati". Di luar seseorang bermuka manis, sementara di dalam hatinya tersimpan kekesalan. Ibarat orang bertopeng, orang itu tidak sungguh-sungguh mengasihi. Kasih diberikan kepada orang tertentu saja, sedangkan kebohongan dan kemunafikan ditumpahkan kepada yang lain. Saudara-saudara Yusuf berpikir kalau-kalau kasih Yusuf tidak tulus. Pikiran ini muncul setelah kematian Yakub (15). Kecurigaan, ketakutan, dan bahkan kesediaan untuk menjadi budak saudara sendiri menghantui mereka akibat kejahatan pada masa silam. Ada kesan seakan-akan kasih dapat berubah dalam sekejap akibat kejahatan, seolah-olah pemberian sebelumnya hanya sebuah topeng kebaikan karena sang ayah masih hidup. Akibatnya, kasih dicurigai, ditakuti, dan dihindari (16-18). Ini juga yang dirasakan oleh seorang sipir penjara yang menjaga Nelson Mandela yang dipenjara oleh lawan politiknya. Selama 27 tahun di penjara dia sering menyiksa Mandela. Situasi berubah terbalik ketika Mandela menjadi presiden Afrika Selatan dan ia dipanggil ke hadapan Mandela. Sipir itu sangat ketakutan, mengira bahwa Mandela akan membalas, menyiksa, dan memenjarakannya. Namun, Nelson malah merangkul dan mengatakan: "Hal pertama yang kulakukan ketika menjadi presiden adalah memaafkanmu." Kasih tulus Yusuf tidak berubah. Ia bahkan menyatakan bahwa dirinya bukan pengganti Allah (19). Ia mengakui kejahatan saudara-saudaranya besar, tetapi ia juga mengakui bahwa semua yang terjadi pada masa lalu dirancang Allah untuk mendatangkan kebaikan pada masa kini, yakni untuk memelihara hidup bangsa yang besar. Ia bahkan menjamin keberlangsungan hidup keluarga mereka (20-21). Kasih yang tulus tidak akan mudah dipengaruhi, apalagi dihilangkan oleh kondisi dan situasi apa pun. Allah adalah kasih, dan kasihlah yang diperintahkan untuk selalu ada dalam hidup orang-orang milik-Nya. Seperti Yusuf, kiranya kasih kita tetap di dalam mulut maupun hati, pada masa lalu dan masa sekarang. [EMR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |