Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/08/07 |
|
Selasa, 7 Agustus 2012
|
|
Judul: Keluarga yang bersatu Mereka tidak sadar kalau Yusuf sedang menguji rasa persatuan keluarga mereka. Ia ingin memastikan apakah mereka akan mengurbankan Benyamin atau tidak. Itulah sebabnya ia sengaja menempatkan piala peraknya di dalam karung gandum Benyamin. Mengapa hanya Benyamin? Karena Benyamin adalah saudara seibu baginya. Jadi sangat mudah bagi saudara-saudara Yusuf yang tidak seibu untuk mengurbankan Benyamin ketika ada kesulitan yang menimpanya. Ternyata mereka sudah berubah! Mereka tidak mengatakan apa-apa, tindakan mereka berbicara lebih keras dari kata-kata. Mereka mengoyakkan jubah mereka sebagai tanda kesedihan dan kesusahan yang mendalam, dan bersama-sama kembali ke kota untuk menghadap Yusuf (13). Mereka sebenarnya dapat jalan terus tanpa Benyamin, tetapi mereka berketetapan untuk kembali dan menghadapi akibat apa pun bersama-sama. Hal ini menunjukkan bahwa mereka telah berubah dan sungguh-sungguh sangat perhatian terhadap saudara dan ayah mereka. Berbeda dengan apa yang telah mereka lakukan terhadap Yusuf sebelumnya (Kej. 37:23-36). Mereka telah menanggalkan keegoisan mereka dan bersatu padu untuk menyelamatkan Benyamin, saudara mereka. Bagaimana dengan keluarga kita? Apakah kita juga memiliki rasa persatuan yang kuat dan saling menanggung beban seperti yang ditunjukkan oleh saudara-saudara Yusuf ini? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |