Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/08/07 |
|
Sabtu, 7 Agustus 2021 (Minggu ke-10 sesudah Pentakosta)
|
|
Ajaran sesat yang dipermasalahkan adalah penolakan kemanusiaan Yesus (7). Paham doketisme seolah-olah meninggikan status keilahian Yesus. Dalam bahasa Yunani, dokeo berarti tampak, artinya kemanusiaan Yesus hanya dianggap sebagai penampakan saja. Penolakan kemanusiaan Yesus itulah yang menimbulkan banyak persoalan. Doketisme berkaitan dengan gnostisisme yang juga ditentang keras oleh gereja mula-mula. Dalam gnostisisme, tubuh fisik atau materi dianggap jahat, tidak murni, kotor, dan tidak mungkin bercampur dengan Yang Ilahi atau spiritual. Jadi, tak mungkin Allah bercampur dengan hal yang menjijikkan dan menjadi manusia. Menurut gnostisisme, keselamatan adalah ketika yang spiritual terlepas dari penjara tubuh yang kotor dan jahat. Dunia ide-ide abstrak dianggap lebih tinggi dan suci dibandingkan dengan hal-hal yang bersifat materi dan konkret. Namun, penulis-penulis Alkitab bukanlah penganut doketisme dan gnostisisme. Mereka memahami, segala yang berhubungan dengan tubuh manusia, yaitu fisik atau materi, juga termasuk dalam karya pemulihan Allah. Jika Yesus tidak benar-benar menjadi manusia, maka kemanusiaan itu juga tidak benar-benar ditebus dan dipulihkan. Hanya jika kemanusiaan disentuh inkarnasi Ilahi, maka kesembuhan dan pemulihan pun terjadi. Pemahaman iman yang inkarnasional menolak untuk menghidupi iman hanya dalam tataran ide-ide saja. Iman harus menjelma dalam tindakan konkret. Pada zaman kuno, di mana melakukan perjalanan dapat sangat berbahaya, tumpangan dari seorang saudara seiman adalah bagian konkret dari kehidupan iman yang benar. Dalam dunia modern, sikap terhadap media sosial dan dunia digital barangkali lebih pelik daripada tindakan memberikan tumpangan kepada pengembara zaman kuno. Namun, kita juga diundang untuk menghidupi dunia digital modern secara kreatif dengan penuh kasih. Karena Yesus benar-benar telah menjadi manusia, mari kita hidupi kasih bukan sekadar sebagai ide, melainkan menjadi tindakan dalam kehidupan yang konkret. [IHM] Baca Gali Alkitab 6 "Ibu yang terpilih" barangkali adalah suatu personifikasi dari jemaat lokal dan "anak-anaknya" adalah para anggotanya (1). Jemaat itu adalah salah satu gereja-rumah di dalam lingkup pengaruh penulis. Bisa jadi, jemaat itu adalah jemaat yang sama, atau salah satu dari beberapa jemaat, yang menerima surat 1 Yohanes. Jika demikian, surat 2 Yohanes ditulis agak belakangan kepada jemaat berbeda yang kemudian mulai merasakan dampak dari guru-guru palsu seiring dengan bertumbuhnya lingkup pengaruh mereka. Sang penatua telah menerima berita bahwa "sebagian dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran" (4). Besar kemungkinan, sang penatua mengatakan bahwa sebagian orang yang ia temui, atau sebagian orang yang berita spesifik tentang mereka ia dengar, masih tetap setia. Ia tidak bermaksud menyiratkan apa pun yang negatif tentang anak-anak lainnya. Akan tetapi, ia menyadari bahwa guru-guru palsu sedang menyebarkan berita yang menyimpang. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |