Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/08/07 |
|
Minggu, 7 Agustus 2022 (Minggu ke-9 sesudah Pentakosta)
|
|
Ada ungkapan, "Lelaki lemah terhadap tiga hal, yaitu harta, takhta, dan wanita." Di antara ketiganya, jelas wanita merupakan kelemahan pria yang paling besar. Bahkan, tak jarang kita mendengar tokoh-tokoh besar, termasuk pendeta, jatuh ke dalam jerat dosa perzinaan. Dengan kata lain, tak ada seorang pun yang kebal terhadap godaan perzinaan. Penulis Amsal menggambarkan godaan tersebut dengan personifikasi perempuan jahat, perempuan asing, perempuan sundal, dan perempuan zina yang merupakan istri sesama. Perempuan-perempuan itu menjerat laki-laki muda untuk kepentingan perutnya sendiri (26). Namun, di balik pesona yang memikat, dosa perzinaan memiliki konsekuensi yang sangat serius. Konsekuensinya adalah tidak akan luput dari hukuman, membayar tujuh kali lipat dan harta seisi rumahnya harus diserahkan, merusak diri sendiri, mendapatkan siksa dan cemooh, serta malu yang tidak terhapuskan (29-34). Selain adanya berbagai konsekuensi tersebut, penulis Amsal juga memberikan nasihat agar memelihara perintah ayah dan tidak menyia-nyiakan ajaran ibu (20). Ketaatan terhadap orang tua tidak dapat diabaikan, bahkan harus diingat dalam segala aspek kehidupan. Pasalnya, perintah dan ajaran orang tua ibarat lampu dan cahaya yang menerangi, memimpin, melindungi, dan menjaga anak-anak muda dari jeratan dosa perzinaan (21-23). Dosa perzinaan begitu memikat dan tidak pandang bulu. Siapa pun bisa terjerat olehnya. Karena itu, penting bagi kita untuk memikirkan konsekuensi yang harus terjadi. Selain itu, seperti nasihat Amsal, kita harus menyimpan dan mengingat perintah Tuhan. Pasalnya, Iblis menggunakan berbagai trik untuk membuat kita jatuh. Dengan demikian, firman Tuhan adalah satu-satunya perisai kita. Kita harus belajar dari seorang tokoh Alkitab, yaitu Yusuf, yang melarikan diri dari godaan dosa perzinaan ketika dihadapkan pada istri Potifar. Mari kita belajar dari penulis Amsal dan Yusuf; tak seorang pun kuat terhadap godaan zina. Karena itu, jangan sok kuat! [YGM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |