Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/08/09 |
|
Sabtu, 9 Agustus 2014
|
|
Judul: Membela atau menyatakan kebenaran Tiga tuduhan tersebut dibantah satu per satu oleh Paulus (11-20). Kedatangannya ke Yerusalem dengan maksud untuk beribadah, tidak dapat dibuktikan sebagai upaya mengacaukan umat Yahudi, ataupun Bait Suci. Apa yang Paulus lakukan senantiasa sesuai dengan pengajaran Kitab Suci. Bila ada yang dapat disebut kesalahan dalam diri Paulus, ialah bahwa ia mengikuti Jalan Tuhan yang mereka anggap sesat. Padahal hal itu bersumber pada Kitab Suci yang memang mengajarkan adanya pengharapan akan adanya kebangkitan orang mati, sama seperti para pendakwanya (14-15, 21). Menyangkut karakter, Paulus selalu berusaha hidup jujur dan benar di hadapan Allah dan manusia, dan mengasihi kaum sebangsanya dengan datang ke Yerusalem membawa persembahan diakonia. Ketika mereka menangkapnya, ia sedang beribadah di Bait Suci. Walaupun Paulus tidak terbukti bersalah, sayangnya, Feliks yang mengetahui Jalan Tuhan, tidak berani mengambil keputusan. Bahkan ia dan isterinya mendapat kesempatan untuk mendengarkan Injil dari Paulus, tetapi tetap menutup hatinya terhadap Injil yang membongkar dosa dan kebobrokan hidupnya karena memiliki banyak isteri (Drusila adalah isteri ketiganya) dan suka menerima suap (26).Feliks terus menundanya sampai akhirnya dia digantikan oleh Perkius Festus (27). Kita perlu memiliki sikap seperti Paulus, selalu menggunakan kesempatan untuk memberitahkan Injil kebenaran dan menegur dosa mereka yang bersalah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |