Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/08/10 |
|
Jumat, 10 Agustus 2007
|
|
Judul: Sabar menanti Setelah memperingatkan orang-orang kaya yang hidupnya berorientasi pada harta dan kesenangan, Yakobus mengingatkan orang percaya untuk bersabar sampai kedatangan Kristus yang kedua kali. Pada saat itulah kebenaran dan keadilan-Nya dinyatakan. Namun demikian, lamanya penantian akan hari Tuhan kadang-kadang bisa membuat orang beriman bersikap tidak sabar dan tidak percaya. Maka Yakobus mengingatkan mereka untuk bersabar menantikannya. Agar orang memahami arti kesabaran, Yakobus memberikan gambaran mengenai petani, para nabi di zaman Perjanjian Lama dan juga Ayub (7, 10-11). Seorang petani bersabar menantikan hasil tanahnya yang berharga. Dalam masa penantian itu, petani bergantung pada hujan yang adalah anugerah Tuhan. Begitu jugalah seharusnya ketergantungan orang percaya pada pemeliharaan Allah. Maka dapat dikatakan bahwa kesabaran merupakan sikap hati yang berharap dan percaya total pada pemeliharaan dan perhatian Allah. Sementara menanggung derita, kita sabar sebab yakin bahwa tujuan iman kita di dalam Tuhan pasti akan terwujud. Contoh kesabaran yang lain adalah para nabi di zaman Perjanjian Lama (10). Meski menghadapi penolakan bahkan kematian, para nabi tetap menyuarakan kebenaran Tuhan. Seringkali mereka mati tanpa melihat hasil upaya mereka, yakni pertobatan orang-orang yang menjadi sasaran misi mereka. Walaupun demikian, para nabi setia kepada Allah. Selain bersabar dalam penantian, orang beriman dipanggil untuk sabar menanggung penderitaan. Inilah yang terlihat dalam kisah Ayub. Ia memiliki ketahanan untuk menanggung penderitaan tanpa kehilangan iman. Meski tak mengerti sebab dan alasan penderitaannya, ia tetap percaya pada Allah. Kita memang tak pernah tahu kenapa harus mengalami masalah. Namun, jika hidup dalam syukur dan bukan dalam kemarahan, dalam keyakinan akan Allah dan bukan dalam sungut-sungut; niscaya kita, seperti Ayub, akan menyinarkan kemenangan di hadapan Iblis yang gagal menjatuhkan kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |